Protes Eksekusi, Australia Ungkit Bantuan Militer Rp 5 T untuk RI

Sabtu, 07 Maret 2015 - 08:27 WIB
Protes Eksekusi, Australia...
Protes Eksekusi, Australia Ungkit Bantuan Militer Rp 5 T untuk RI
A A A
CANBERRA - Protes eksekusi terhadap gembong narkoba duo Bali Nine yang akan dilakukan Indonesia terus disuarakan Australia. Setelah mengusik bantuan tsunami 2004, Australia kini mengungkit bantuan militer untuk Indonesia sebesar 500 juta dolar Australia atau sekitar Rp5 triliun per tahun.

Data dari Australia menyebut, lebih dari 100 perwira militer Indonesia studi di Australia pada tahun lalu dengan biaya dari pembayar pajak Australia lebih dari 2,5 juta dolar Australia. Saat ini ada 23 orang yang studi di sembilan Sekolah Tinggi Pertahanan Australia di Canberra. Jumlah ini hampir sama dengan data tahun 2013 dan 2014.

Media Australia, news.com.au, pada Sabtu (7/3/2015) menulis, banyak orang Australia terkejut dengan cara Indonesia yang mengguakan pesawat jet tempur, kendaraan lapis baja dan pasukan bersenjata ketika memindahkan dua gembong narkoba Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ke Nusakambangan.

Senator Tasmania dan mantan tentara Australia, Sersan Jacqui Lambie, mengatakan Australia harus meninjau semua bantuannya kepada Indonesia, jika eksekusi terhadap duo Bali Nine tetap dilakukan. ”Kami memberi mereka (Indonesia) 500 juta per tahun dan militer mereka kini 10 kali dari ukuran kita,” katanya.

”Kalau terjadi kemungkinan terburuk, maka kita harus menghentikan semua kerja sama militer dan bantuan asing dan mengarahkan uang untuk membiayai pertahanan dan membantu veteran (Australia),” lanjut dia.

Australia juga mengusik bantuan pesawat angkut Model Hercules C-130 H kepada pasukan Indonesia pada tahun 2012. Tak hanya itu, negara itu juga mengusik jasa mereka yang pernah melatih pasukan Kopassus Indonesia di masa lalu.

Menteri Pertahanan Australia, Kevin Andrews, juga mengisyaratkan kemungkinan konsekuensi untuk Indonesia jika eksekusi terhadap dua warganya itu dijalankan. ”Seperti konsekuensinya, kita harus mempertimbangkan ketika eksekusi terjadi,” kata Andrews.

”Kami memiliki hubungan strategis yang penting dengan Indonesia dan kita akan tetap dekat dengan negara-negara satu sama lain dalam hal kedekatan geografis untuk selamanya, jadi kita harus berhati-hati dengan itu,” lanjut dia.
(mas)
Berita Terkait
Cendekiawan Muda RI...
Cendekiawan Muda RI di Australia Sumbang Ide Wujudkan Indonesia 4.0
KJRI Melbourne Benarkan...
KJRI Melbourne Benarkan Ada WNI yang Ditangkap Karena Ngutil Tas Mewah
Kerjasama dengan UNICEF,...
Kerjasama dengan UNICEF, Australia Bantu Penanganan Covid-19 Indonesia
Wasit Yordania Adham...
Wasit Yordania Adham Makhadmeh Pimpin Laga Timnas Indonesia vs Australia
Peringkat Timnas Indonesia...
Peringkat Timnas Indonesia Terpaut Jauh dari Australia, Shin Tae-yong: Kami Tidak Gentar
Perwakilan RI Fasilitasi...
Perwakilan RI Fasilitasi Repatriasi Mandiri 358 Mahasiswa dari Australia
Berita Terkini
Militer Pakistan Bantah...
Militer Pakistan Bantah Tangkap Pilot India
2 jam yang lalu
Polandia Tutup Konsulat...
Polandia Tutup Konsulat Rusia, Kremlin Umbar Ancaman kepada NATO
2 jam yang lalu
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya,...
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya, China Mampu Tundukkan AS
3 jam yang lalu
Banyak Negara Mengakui...
Banyak Negara Mengakui Palestina, Israel Keluarkan Ancaman
4 jam yang lalu
Perang India dan Pakistan,...
Perang India dan Pakistan, Siapa yang Paling Menderita?
5 jam yang lalu
Angkatan Udara Pakistan...
Angkatan Udara Pakistan Klaim Menang 6:0 dalam Perang dengan India
6 jam yang lalu
Infografis
Militer China Kepung...
Militer China Kepung Taiwan untuk Simulasi Invasi Besar-besaran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved