Klaim PM Israel dan Mossad Soal Nuklir Iran Bertentangan
A
A
A
TEL AVIV - Klaim Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa program nuklir Iran mendekati ke arah pembuatan bom nuklir ternyata bertentangan dengan temuan badan intelijen Israel, Mossad.
Ratusan data rahasia Mossad telah dan diterbitkan saluran Al Jazeera, semalam (23/2/2015). PM Israel di hadapan Majelis Umum PBB pada bulan September 2012 membuat klaim yang mengejutkan dunia.
Kala itu, dia menyatakan, bahwa Iran sudah mencapai 70 persen dalam membangun senjata nuuklir. “Sudah melewati garis merah dan bom atom pertama Teheran akan siap pada musim semi berikutnya,” klaim Netanyahu kala itu.
Tapi data bocoran data rahasia Mossad berkata lain. “Iran tidak melakukan aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi senjata,” bunyi bocoran data Mossad, yang jauh dari klaim PM Israel. Menurut data Mossad, Iran memiliki 100 kilogram uranium yang diperkaya ke level 20 persen.
”Meskipun Iran telah mengumpulkan lima persen persen uranium yang diperkaya untuk beberapa bom, dan telah memperkaya sebagian hingga ke level 20 persen, itu tidak tampak siap untuk memperkaya ke tingkat yang lebih tinggi,” lanjut bocoran data Mossad.
“Hal ini dialokasikan sebagian guna memproduksi bahan bakar nuklir untuk TRR (Riset Reaktor Teheran), dan jumlah 20 persen uranium yang diperkaya itu tidak meningkat,” imbuh bocoran data Mossad.
Gara-gara klaim Netanyahu itu, para pemimpin dunia khawatir dengan ancaman nuklir Teheran. Padahal, Iran berkali-kali membantah bahwa pihaknya tidak membuat senjata nuklir dan program nuklirnya untuk kepentingan sipil.
Iran sendiri telah terbuka kepada dunia, dengan melakukan perundingan nuklir Teheran bersama enam negara kekuatan dunia, yakni, Amerika Serikat, Inggris, China, Rusia, Perancis dan Jerman. Perundingan itu belum mencapai titik kesepakatan akhir.
Ratusan data rahasia Mossad telah dan diterbitkan saluran Al Jazeera, semalam (23/2/2015). PM Israel di hadapan Majelis Umum PBB pada bulan September 2012 membuat klaim yang mengejutkan dunia.
Kala itu, dia menyatakan, bahwa Iran sudah mencapai 70 persen dalam membangun senjata nuuklir. “Sudah melewati garis merah dan bom atom pertama Teheran akan siap pada musim semi berikutnya,” klaim Netanyahu kala itu.
Tapi data bocoran data rahasia Mossad berkata lain. “Iran tidak melakukan aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi senjata,” bunyi bocoran data Mossad, yang jauh dari klaim PM Israel. Menurut data Mossad, Iran memiliki 100 kilogram uranium yang diperkaya ke level 20 persen.
”Meskipun Iran telah mengumpulkan lima persen persen uranium yang diperkaya untuk beberapa bom, dan telah memperkaya sebagian hingga ke level 20 persen, itu tidak tampak siap untuk memperkaya ke tingkat yang lebih tinggi,” lanjut bocoran data Mossad.
“Hal ini dialokasikan sebagian guna memproduksi bahan bakar nuklir untuk TRR (Riset Reaktor Teheran), dan jumlah 20 persen uranium yang diperkaya itu tidak meningkat,” imbuh bocoran data Mossad.
Gara-gara klaim Netanyahu itu, para pemimpin dunia khawatir dengan ancaman nuklir Teheran. Padahal, Iran berkali-kali membantah bahwa pihaknya tidak membuat senjata nuklir dan program nuklirnya untuk kepentingan sipil.
Iran sendiri telah terbuka kepada dunia, dengan melakukan perundingan nuklir Teheran bersama enam negara kekuatan dunia, yakni, Amerika Serikat, Inggris, China, Rusia, Perancis dan Jerman. Perundingan itu belum mencapai titik kesepakatan akhir.
(mas)