Warganya Dieksekusi, Presiden Brasil Tolak Dubes Indonesia
A
A
A
BRASILIA - Presiden Brasil, Dilma Rousseff, menolak Toto Riyanto sebagai Duta Besar Indonesia di Brasil. Penolakan mandat atau penyerahan credentials Dubes baru Indonesia itu terjadi setelah Brasil memprotes keras eksekusi mati terhadap warganya.
Dubes Toto tidak diterima dalam upacara resmi penerimaan para Dubes asing di Brasil oleh Presiden Rousseff. Padahal dia sebelumnya sudah menerima undangan resmi dari pemerintah Brasil untuk hadir di Palácio do Planalto (Istana Presiden Brasil).
Sebaliknya, Rousseff dengan senang hati menerima Dubes baru untuk Venezuela, El Salvador, Panama, Senegal, dan Yunani. Brasil berdalih bahwa mereka hanya menunda untuk menerima Dubes baru Indonesia.
”Apa yang kami lakukan adalah, kami menunda menerima surat kepercayaan, itu saja. Ini penting bagi kita bahwa situasi saat ini kita memiliki gambaran yang lebih jelas tentang di mana Brazil dan Indonesia berdiri dalam hubungan mereka,” kata Presiden Rousseff kepada wartawan, usai upacara penerimaan para Dubes asing, Jumat kemarin (20/2/2015) seperti dilansir Wall Street Journal.
Pada tanggal 17 Januari 2015 lalu, warga Brasil, Marco Archer, dieksekusi oleh regu tembak di Indonesia. Archer sebelumnya divonis mati atas tuduhan menyelundupkan narkoba di Indonesia. Rousseff kala itu memprotes keras Indonesia. Saat ini ada gembong narkoba lain asal Brazil yang bakal menyusul dieksekusi, yakni Rodrigo Gularte.
Dubes Toto tidak diterima dalam upacara resmi penerimaan para Dubes asing di Brasil oleh Presiden Rousseff. Padahal dia sebelumnya sudah menerima undangan resmi dari pemerintah Brasil untuk hadir di Palácio do Planalto (Istana Presiden Brasil).
Sebaliknya, Rousseff dengan senang hati menerima Dubes baru untuk Venezuela, El Salvador, Panama, Senegal, dan Yunani. Brasil berdalih bahwa mereka hanya menunda untuk menerima Dubes baru Indonesia.
”Apa yang kami lakukan adalah, kami menunda menerima surat kepercayaan, itu saja. Ini penting bagi kita bahwa situasi saat ini kita memiliki gambaran yang lebih jelas tentang di mana Brazil dan Indonesia berdiri dalam hubungan mereka,” kata Presiden Rousseff kepada wartawan, usai upacara penerimaan para Dubes asing, Jumat kemarin (20/2/2015) seperti dilansir Wall Street Journal.
Pada tanggal 17 Januari 2015 lalu, warga Brasil, Marco Archer, dieksekusi oleh regu tembak di Indonesia. Archer sebelumnya divonis mati atas tuduhan menyelundupkan narkoba di Indonesia. Rousseff kala itu memprotes keras Indonesia. Saat ini ada gembong narkoba lain asal Brazil yang bakal menyusul dieksekusi, yakni Rodrigo Gularte.
(mas)