Obama: ISIS Teroris, AS Tidak Perang dengan Islam
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, menegaskan bahwa kelompok ISIS bukanlah pemimpin agama melainkan geng teroris. Menurutnya, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tidak berperang dengan Islam tapi memerangi teroris.
Obama mendesak para pemimpin Barat dan Muslim bersatu untuk mengalahkan para ekstremis pengumbar janji-janji palsu. Dia menyerukan semua pihak untuk menolak gagasan bahwa kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mewakili Islam.
”Mereka mencoba untuk menggambarkan diri mereka sebagai pemimpin agama, pejuang suci,” kata Obama. ”Mereka bukan pemimpin agama, mereka adalah teroris. Kami tidak berperang dengan Islam,” katanya lagi.
“Para teroris tidak berbicara (mewakili) satu miliar umat Muslim,” imbuh Obama dalam konferensi dalam melawan radikalisme di Washington, seperti dilansir Reuters, Kamis (19/2/2015). Konferensi yang digelar setelah ISIS membuat kekacauan di Timur Tengah itu juga dihadiri delegasi dari 60 negara.
Obama melanjutkan, bahwa pemuda Muslim sangat rentan terhadap propaganda ekstremis. Hal itu pula yang membuat banyak pemuda akhirnya untuk bergabung dengan ISIS dan melakukan serangan di negara asal mereka.
Data intelijen AS sendiri menyebut sebanyak 150 warga AS telah pergi ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS. Data itu dipaparkan di hadapan Kongres AS pekan lalu.
Obama mendesak para pemimpin Barat dan Muslim bersatu untuk mengalahkan para ekstremis pengumbar janji-janji palsu. Dia menyerukan semua pihak untuk menolak gagasan bahwa kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mewakili Islam.
”Mereka mencoba untuk menggambarkan diri mereka sebagai pemimpin agama, pejuang suci,” kata Obama. ”Mereka bukan pemimpin agama, mereka adalah teroris. Kami tidak berperang dengan Islam,” katanya lagi.
“Para teroris tidak berbicara (mewakili) satu miliar umat Muslim,” imbuh Obama dalam konferensi dalam melawan radikalisme di Washington, seperti dilansir Reuters, Kamis (19/2/2015). Konferensi yang digelar setelah ISIS membuat kekacauan di Timur Tengah itu juga dihadiri delegasi dari 60 negara.
Obama melanjutkan, bahwa pemuda Muslim sangat rentan terhadap propaganda ekstremis. Hal itu pula yang membuat banyak pemuda akhirnya untuk bergabung dengan ISIS dan melakukan serangan di negara asal mereka.
Data intelijen AS sendiri menyebut sebanyak 150 warga AS telah pergi ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS. Data itu dipaparkan di hadapan Kongres AS pekan lalu.
(mas)