Maduro: AS Ingin Ledakkan Istana Presiden Venezuela
A
A
A
CARACAS - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menuduh pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk meledakkan Istana Presiden Venezuela dan membantu kudeta.
Tuduhan itu mengacu pada demo rusuh untuk menandai satu tahun protes berdarah di Caracas. Sebanyak 14 orang telah ditangkap atas tuduhan mencoba meledakkan Istana Presiden Venezuela.
Pada hari Kamis lalu, aparat Venezuela menangkap seorang pensiunan jenderal militer Angkatan Udara dan 13 orang lainnya yang diduga berusaha menggulingkan pemerintahan sosialis yang dipimpin Maduro.
Maduro menyampaikan pernyataan yang disiarkan stasiun televisi nasional terkait tuduhan yang dialamatkan kepada pemerintah AS atas percobaan kudeta terhadapnya. “Ini adalah (aksi) di mana pemerintah AS berada di belakang rencana destabilisasi dan kudeta melawan Venezuela. Saya datang ke sini untuk membatalkannya,” kata Maduro, seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (14/2/2015).
”Kami telah membongkar upaya kudeta terhadap demokrasi, terhadap stabilitas tanah air kita. Ini merupakan upaya untuk menggunakan sekelompok pejabat dari Angkatan Udara guna memprovokasi tindakan kekerasan, serangan,” imbuh Maduro.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, menyebut tuduhan Maduro kepada AS “menggelikan”. Menurut Psaki, pemerintah Venezuela sedang mencari “kambing hitam” atas kondisi ekonomi yang parah di negara itu. ”Upaya ini mencerminkan kurangnya keseriusan dari pihak pemerintah Venezuela untuk menghadapi situasi yang suram,” kata Psaki.
Tuduhan itu mengacu pada demo rusuh untuk menandai satu tahun protes berdarah di Caracas. Sebanyak 14 orang telah ditangkap atas tuduhan mencoba meledakkan Istana Presiden Venezuela.
Pada hari Kamis lalu, aparat Venezuela menangkap seorang pensiunan jenderal militer Angkatan Udara dan 13 orang lainnya yang diduga berusaha menggulingkan pemerintahan sosialis yang dipimpin Maduro.
Maduro menyampaikan pernyataan yang disiarkan stasiun televisi nasional terkait tuduhan yang dialamatkan kepada pemerintah AS atas percobaan kudeta terhadapnya. “Ini adalah (aksi) di mana pemerintah AS berada di belakang rencana destabilisasi dan kudeta melawan Venezuela. Saya datang ke sini untuk membatalkannya,” kata Maduro, seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (14/2/2015).
”Kami telah membongkar upaya kudeta terhadap demokrasi, terhadap stabilitas tanah air kita. Ini merupakan upaya untuk menggunakan sekelompok pejabat dari Angkatan Udara guna memprovokasi tindakan kekerasan, serangan,” imbuh Maduro.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, menyebut tuduhan Maduro kepada AS “menggelikan”. Menurut Psaki, pemerintah Venezuela sedang mencari “kambing hitam” atas kondisi ekonomi yang parah di negara itu. ”Upaya ini mencerminkan kurangnya keseriusan dari pihak pemerintah Venezuela untuk menghadapi situasi yang suram,” kata Psaki.
(mas)