Kayla Mueller, Sandera ISIS asal AS yang Benci Israel
A
A
A
WASHINGTON - Sepak terjang Kayla Mueller, 26, wanita Amerika Serikat (AS) yang tewas ketika disandera ISIS, dalam memihak kaum tertindas ternyata tenar di kalangan penulis AS. Kayla dikenal sebagai aktivis pekerja sosial yang membenci Israel.
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim, Kayla tewas akibat serangan udara pesawat jet tempur Yordania. Tapi, Yordania menganggap tuduhan ISIS tidak logis. Sedangkan Washington membela Yordania dengan menegaskan Kayla tewas dibunuh ISIS, bukan karena serangan Yordania.
Ron Radosh, seorang penulis untuk PJ Media, mengenal betul sosok Kayla. Wanita muda yang dianggap penting oleh Presiden Barack Obama ini, menurut Ron Radosh adalah sosok pembela hak-hak warga Palestina yang dirampas Israel. (Baca juga: Kayla, Sandera asal AS yang "Dibanderol" ISIS Rp83 Miliar)
Kayla bahkan membela perlawanan warga Palestina dengan cara melempar batu ke arah serdadu Israel. Tindakan melempar batu oleh rakyat Palestina, dianggap Kayla sebagai tindakan non-kekerasan.
“Kayla Mueller berkomitmen (mengabdikan) hidupnya untuk membantu orang yang membutuhkan di seluruh dunia. Yang pertama di India, kemudian wilayah Palestina,” kata Ron Radosh, yang dilansir New York Times, kemarin.
Media AS itu juga mengutip penuturan seorang veteran perang Vietnam yang tinggal di dekat Arizona, rumah Kayla Mueller berdiri.”(Kayla Mueller) mewakili segala sesuatu yang baik untuk menjadi seorang Amerika. Dalam pertempuran antara baik dan jahat, ia mewakili yang terbaik dari yang baik,” ujarnya.
Di negaranya, Kayla tercatat menjadi relawan di tempat penampungan perempuan dan pernah bekerja di sebuah klinik HIV / AIDS. Dia bekerja dengan organisasi-organisasi kemanusiaan di India, Israel, dan wilayah Palestina untuk melayani orang lain.
Sebelum ditangkap militan ISIS di Suriah, Kayla menjadi pekerja sosial untuk menolong rakyat Suriah yang mengungsi akibat perang saudara. “Tentu saja kita harus meratapi hilangnya setiap warga Amerika. Untuk alasan apa pun, ternyata dirinya sendiri menjadi tawanan ISIS,” imbuh Ron Radosh.
Penulis ini mencatat, sikap Kayla yang berpihak pada Gerakan Solidaritas Internasional. Gerakan ini mendukung kelompok-kelompok yang ingin menghilangkan Israel, termasuk Hamas, Hizbullah, dan orang-orang di Otoritas Palestina.
Sepak terjang Kayla ini mengingatkan sosok Rachel Chorrie, aktivis wanita AS yang tewas dilindas buldozer Israel ketika beraksi membela hak-hak warga Palestina yang ditindas.
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim, Kayla tewas akibat serangan udara pesawat jet tempur Yordania. Tapi, Yordania menganggap tuduhan ISIS tidak logis. Sedangkan Washington membela Yordania dengan menegaskan Kayla tewas dibunuh ISIS, bukan karena serangan Yordania.
Ron Radosh, seorang penulis untuk PJ Media, mengenal betul sosok Kayla. Wanita muda yang dianggap penting oleh Presiden Barack Obama ini, menurut Ron Radosh adalah sosok pembela hak-hak warga Palestina yang dirampas Israel. (Baca juga: Kayla, Sandera asal AS yang "Dibanderol" ISIS Rp83 Miliar)
Kayla bahkan membela perlawanan warga Palestina dengan cara melempar batu ke arah serdadu Israel. Tindakan melempar batu oleh rakyat Palestina, dianggap Kayla sebagai tindakan non-kekerasan.
“Kayla Mueller berkomitmen (mengabdikan) hidupnya untuk membantu orang yang membutuhkan di seluruh dunia. Yang pertama di India, kemudian wilayah Palestina,” kata Ron Radosh, yang dilansir New York Times, kemarin.
Media AS itu juga mengutip penuturan seorang veteran perang Vietnam yang tinggal di dekat Arizona, rumah Kayla Mueller berdiri.”(Kayla Mueller) mewakili segala sesuatu yang baik untuk menjadi seorang Amerika. Dalam pertempuran antara baik dan jahat, ia mewakili yang terbaik dari yang baik,” ujarnya.
Di negaranya, Kayla tercatat menjadi relawan di tempat penampungan perempuan dan pernah bekerja di sebuah klinik HIV / AIDS. Dia bekerja dengan organisasi-organisasi kemanusiaan di India, Israel, dan wilayah Palestina untuk melayani orang lain.
Sebelum ditangkap militan ISIS di Suriah, Kayla menjadi pekerja sosial untuk menolong rakyat Suriah yang mengungsi akibat perang saudara. “Tentu saja kita harus meratapi hilangnya setiap warga Amerika. Untuk alasan apa pun, ternyata dirinya sendiri menjadi tawanan ISIS,” imbuh Ron Radosh.
Penulis ini mencatat, sikap Kayla yang berpihak pada Gerakan Solidaritas Internasional. Gerakan ini mendukung kelompok-kelompok yang ingin menghilangkan Israel, termasuk Hamas, Hizbullah, dan orang-orang di Otoritas Palestina.
Sepak terjang Kayla ini mengingatkan sosok Rachel Chorrie, aktivis wanita AS yang tewas dilindas buldozer Israel ketika beraksi membela hak-hak warga Palestina yang ditindas.
(mas)