Rusia: Cegah Perpecahan, Ukraina Harus Jadi Negara Netral
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menilai salah satu akar permasalahan konflik di Ukraina adalah karena negara tersebut sudah mulai berkiblat kepada salah satu sisi. Dirinya menyarankan Ukraina untuk kembali menjadi negara netral guna menghentikan konflik di negara mereka.
Saat ini Ukraina memang terpecah ke dalam dua kubu, yakni Barat dan Timur. Pemerintah Ukraina lebih condong ke blok Barat, Uni Eropa (UE) dan NATO. Sedangkan separatis lebih condong ke Timur, dengan berpihak kepada Federasi Rusia. Hal inilah yang membuat kedua kubu terjebak konflik dalam satu tahun terakhir.
"Untuk mencegah perpecahan lebih lanjut di Ukraina, sangat penting bagi mereka untuk kembali menjadi sebuah negara yang netral," ucap Lavrov. Melansir Reuters, Rabu (28/1/2015), Lavrov merujuk pada status non-blok yang baru saja dicabut oleh Ukraina.
Parlemen Ukraina pada akhir tahun lalu akhirnya mencabut status non-blok yang selama ini mereka anut. Paska mencabut status non-blok, Ukraina berencana untuk bergabung dengan UE, bahkan dengan NATO.
Rusia sendiri merupakan salah satu pihak yang mengecam langkah Parlemen Ukraina tersebut, dan menyebutnya sebagai langkah yang justru akan memperburuk situasi di Ukraina.
Saat ini Ukraina memang terpecah ke dalam dua kubu, yakni Barat dan Timur. Pemerintah Ukraina lebih condong ke blok Barat, Uni Eropa (UE) dan NATO. Sedangkan separatis lebih condong ke Timur, dengan berpihak kepada Federasi Rusia. Hal inilah yang membuat kedua kubu terjebak konflik dalam satu tahun terakhir.
"Untuk mencegah perpecahan lebih lanjut di Ukraina, sangat penting bagi mereka untuk kembali menjadi sebuah negara yang netral," ucap Lavrov. Melansir Reuters, Rabu (28/1/2015), Lavrov merujuk pada status non-blok yang baru saja dicabut oleh Ukraina.
Parlemen Ukraina pada akhir tahun lalu akhirnya mencabut status non-blok yang selama ini mereka anut. Paska mencabut status non-blok, Ukraina berencana untuk bergabung dengan UE, bahkan dengan NATO.
Rusia sendiri merupakan salah satu pihak yang mengecam langkah Parlemen Ukraina tersebut, dan menyebutnya sebagai langkah yang justru akan memperburuk situasi di Ukraina.
(esn)