Ulama Iran Anggap Charlie Hebdo Nyatakan Perang dengan Muslim
A
A
A
TEHERAN - Ulama Muslim Iran menganggap penerbitan majalah Charlie Hebdo yang menampilkan kartun Nabi Muhammad di halaman depan sebagai tindakan menyatakan perang terhadap semua Muslim di dunia.
Sementara itu, para ulama Muslim di Timur Tengah kompak mengutuk ulah majalah Charlie Hebdo setelah majalah itu diserang para pria bersenjata yang menewaskan 12 orang beberapa waktu lalu.
“Penerbitan gambar satir baru Nabi Muhammad sama halnya menyatakan perang terhadap semua Muslim,” kata ulama konservatif terkemuka Iran, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi, seperti dikutip Reuters, Kamis (15/1/2015).
Ulama Saudi, Iyad Madani Ameen, yang merupakan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), menyebut penerbitan kartun itu sebagai tindakan;”penghinaan, ketidaktahuan dan kebodohan."
”Kebebasan berbicara tidak harus menjadi kebebasan menebar kebencian,” katanya. ”Tidak ada orang waras, terlepas dari doktrin, agama atau iman yang menerima jika keyakinannya diejek,” katanya lagi.
Majalah satir di Paris itu terbit kembali pada Rabu kemarin, dengan menampilkan kartun Nabi Muhammad sedang menangis dengan membawa tanda bertuliskan “Saya Charlie”. Judul utama majalah itu tepat di atas kartun Nabi, bertuliskan; ”Semua Diampuni.”
Kendati demikian, para ulama Muslim Timur Tengah minta para Muslim di seluruh dunia tenang. ”Kartun seperti itu menjadi bahan bakar kebencian,” kata Grand Mufti Yerusalem, Mohammed Hussein dalam sebuah pernyataan.”Penerbitan mereka menunjukkan penghinaan terhada perasaan Muslim,” lanjut dia.
Sementara itu, para ulama Muslim di Timur Tengah kompak mengutuk ulah majalah Charlie Hebdo setelah majalah itu diserang para pria bersenjata yang menewaskan 12 orang beberapa waktu lalu.
“Penerbitan gambar satir baru Nabi Muhammad sama halnya menyatakan perang terhadap semua Muslim,” kata ulama konservatif terkemuka Iran, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi, seperti dikutip Reuters, Kamis (15/1/2015).
Ulama Saudi, Iyad Madani Ameen, yang merupakan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), menyebut penerbitan kartun itu sebagai tindakan;”penghinaan, ketidaktahuan dan kebodohan."
”Kebebasan berbicara tidak harus menjadi kebebasan menebar kebencian,” katanya. ”Tidak ada orang waras, terlepas dari doktrin, agama atau iman yang menerima jika keyakinannya diejek,” katanya lagi.
Majalah satir di Paris itu terbit kembali pada Rabu kemarin, dengan menampilkan kartun Nabi Muhammad sedang menangis dengan membawa tanda bertuliskan “Saya Charlie”. Judul utama majalah itu tepat di atas kartun Nabi, bertuliskan; ”Semua Diampuni.”
Kendati demikian, para ulama Muslim Timur Tengah minta para Muslim di seluruh dunia tenang. ”Kartun seperti itu menjadi bahan bakar kebencian,” kata Grand Mufti Yerusalem, Mohammed Hussein dalam sebuah pernyataan.”Penerbitan mereka menunjukkan penghinaan terhada perasaan Muslim,” lanjut dia.
(mas)