Hacker Pro-ISIS Retas Akun Militer Amerika
A
A
A
WASHINGTON - Hacker pro-ISIS meretas akun Twitter dan YouTube milik komando militer Amerika Serikat (AS) yang mengawasi operasi di Timur Tengah.
”Tentara Amerika, kami datang, Anda melihat ISIS kembali,” demikian kalimat yang ditulis hacker pro-kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melalui akun Twitter Komando Pusat Militer AS yang mereka retas.
Para pejabat AS mengakui bahwa insiden yang memalukan pihak militer AS itu terjadi sekitar 30 menit. Namun, mereka meremehkan dampak serangan cyber itu. Pihak FBI sedang menyelidiki kasus ini.
Juru bicara Pentagon, Kolonel Steve Warren, mengatakan Departemen Pertahanan menganggap serangan hacker itu sebagai sebuah lelucon kecil atau sekelas vandalism.
”Ini merepotkan, itu membuat jengkel, tetapi tidak ada informasi sensitif atau rahasia yang dikompromikan,” kata Warren dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Selasa (13/1/2015).
Para pejabat Pentagon dalam sebuah pernyataan mengatakan, serangan cyber itu tidak menganggu operasional jaringan militer.Dalam serangan cyber, hacker pro-ISIS itu menyebut operasinya dengan nama “CyberCaliphate”.
”Atas nama Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, CyberCaliphate terus melakukan Jihad Cyber,” bunyi kicauan Twitter dri akun komando militer AS yang diretas.
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan serangan hacker akan disikapi serius. ”Ada perbedaan yang signifikan antara apa yang pelanggaran data yang besar dan peretasan akun Twitter,” katanya.
”Tentara Amerika, kami datang, Anda melihat ISIS kembali,” demikian kalimat yang ditulis hacker pro-kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melalui akun Twitter Komando Pusat Militer AS yang mereka retas.
Para pejabat AS mengakui bahwa insiden yang memalukan pihak militer AS itu terjadi sekitar 30 menit. Namun, mereka meremehkan dampak serangan cyber itu. Pihak FBI sedang menyelidiki kasus ini.
Juru bicara Pentagon, Kolonel Steve Warren, mengatakan Departemen Pertahanan menganggap serangan hacker itu sebagai sebuah lelucon kecil atau sekelas vandalism.
”Ini merepotkan, itu membuat jengkel, tetapi tidak ada informasi sensitif atau rahasia yang dikompromikan,” kata Warren dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Selasa (13/1/2015).
Para pejabat Pentagon dalam sebuah pernyataan mengatakan, serangan cyber itu tidak menganggu operasional jaringan militer.Dalam serangan cyber, hacker pro-ISIS itu menyebut operasinya dengan nama “CyberCaliphate”.
”Atas nama Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, CyberCaliphate terus melakukan Jihad Cyber,” bunyi kicauan Twitter dri akun komando militer AS yang diretas.
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan serangan hacker akan disikapi serius. ”Ada perbedaan yang signifikan antara apa yang pelanggaran data yang besar dan peretasan akun Twitter,” katanya.
(mas)