Lawan ISIS, Bocah Cilik di Irak Tembakkan Rudal
A
A
A
MOSUL - Seorang bocah cilik berseragam militer menembbkan rudal dari jarak jauh yang ditargetkan terhadap kelompok ISIS. Aksi bocah itu menjadi bukti, bahwa perang melawan ISIS kini telah melibatkan anak-anak.
Bocah yang diperkirakan berusia lebih dari delapan tahun itu tampak berlutut untuk menyalakan perangkat peluncur rudal yang telah siaga di atas mobil.
Dalam dokumentasi foto, bocah cilik itu mengenakan seragam Asa'ib Ahl al-Haq, sebuah kelompok milisi Syiah yang bersekutu dengan rezim Suriah dan Irak yang jadi musuh bebuyutan ISIS.
Pelibatan anak-anak dalam konflik di Irak dan Suriah, sebelumnya juga dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Di mana, kelompok itu mendokumentasikan sebuah kamp pelatihan tempur yang berisis anak-anak di bawah usia 16 tahun yang setiap saat akan dikirim ke medan perang untuk membela ISIS.
Awal bulan ini, ISIS juga mempublikasikan sejumlah foto, di mana anak-anak berseragam tentara berlatih dengan senapan serbu AK-47. Anak-anak itu telah dipengaruhi ISIS dengan doktrin, bahwa apa yang mereka lakukan sebagai “jihad” dan jika mereka meninggal akan dianggap sebagai martir.
Berbicara kepada MailOnline, Steven Stalinsky, Direktur Eksekutif Middle East Media Research Institute (MEMRI), menilai langkah ISIS yang mendoktrin anak-anak untuk siap perang sebagai taktik.”Untuk melanjutkan eksistensi ISIS. Ada kamp untuk anak-anak, anak-anak belajar tentang ‘jihad’ di sekolah dan secara aktif ikut bertempur,” katanya.
”Mereka berjuang dengan keluarga mereka, ayah mereka, paman dan saudara-saudara mereka, serta anak yatim (yang berjuang) sendiri. Ketika mereka tewas , mereka diangap menjadi martir dan para militan me-tweet-kan foto jasad mereka secara online dan memujinya,” lanjut dia, semalam.
Bocah yang diperkirakan berusia lebih dari delapan tahun itu tampak berlutut untuk menyalakan perangkat peluncur rudal yang telah siaga di atas mobil.
Dalam dokumentasi foto, bocah cilik itu mengenakan seragam Asa'ib Ahl al-Haq, sebuah kelompok milisi Syiah yang bersekutu dengan rezim Suriah dan Irak yang jadi musuh bebuyutan ISIS.
Pelibatan anak-anak dalam konflik di Irak dan Suriah, sebelumnya juga dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Di mana, kelompok itu mendokumentasikan sebuah kamp pelatihan tempur yang berisis anak-anak di bawah usia 16 tahun yang setiap saat akan dikirim ke medan perang untuk membela ISIS.
Awal bulan ini, ISIS juga mempublikasikan sejumlah foto, di mana anak-anak berseragam tentara berlatih dengan senapan serbu AK-47. Anak-anak itu telah dipengaruhi ISIS dengan doktrin, bahwa apa yang mereka lakukan sebagai “jihad” dan jika mereka meninggal akan dianggap sebagai martir.
Berbicara kepada MailOnline, Steven Stalinsky, Direktur Eksekutif Middle East Media Research Institute (MEMRI), menilai langkah ISIS yang mendoktrin anak-anak untuk siap perang sebagai taktik.”Untuk melanjutkan eksistensi ISIS. Ada kamp untuk anak-anak, anak-anak belajar tentang ‘jihad’ di sekolah dan secara aktif ikut bertempur,” katanya.
”Mereka berjuang dengan keluarga mereka, ayah mereka, paman dan saudara-saudara mereka, serta anak yatim (yang berjuang) sendiri. Ketika mereka tewas , mereka diangap menjadi martir dan para militan me-tweet-kan foto jasad mereka secara online dan memujinya,” lanjut dia, semalam.
(mas)