Pemilu Thailand Ditunda Hingga 2016
A
A
A
BANGKOK - Kekuasaan militer di Thailand nampaknya masih akan terus berlanjut, setelah pemerintah Negeri Gajah Putih itu menyatakan pemilihan umum (pemilu) di negara mereka akan ditunda hingga tahun 2016.
Melansir Reuters, Selasa (23/12/2014), pemerintahan Thailand saat ini tengah berada di tangan militer, setelah terjadi kudeta yang meruntuhkan dinasti Shinawatra pertengahan tahun lalu. Pada awalnya, pemilu di Thailand akan digelar pada akhir tahun 2015 mendatang.
Menurut Wakil Perdana Menteri Thailand, Wisanu Krue-ngam, pendundaan ini dilakukan guna memberikan lebih banyak waktu untuk reformasi di negara tersebut. Militer merasa masih butuh waktu untuk menstabilkan kondisi di Thailand paska konflik politik yang cukup panjang.
Wisanu menyatakan telah membahas hal ini dengan perawakilan Amerika Serikat (AS) yang menjadi pemantau di Thailand. “Saya telah berbicara dengan perwakilan AS, dan mengatakan pemilu akan dilaksanakan pada Februari 2016,” ucap Wisanu.
Namun, dirinya juga mengatakan, jika rakyat Thailand lebih menginginkan adanya sebuah referendum dibandingkan pemilu biasa, maka waktu pemungutan suara akan kembali tertunda. “Mungkin pemungutan suara akan kembali tertunda paling tidak selama tiga bulan, jika masyarakat lebih menginginkan referendum,” ucapnya.
Melansir Reuters, Selasa (23/12/2014), pemerintahan Thailand saat ini tengah berada di tangan militer, setelah terjadi kudeta yang meruntuhkan dinasti Shinawatra pertengahan tahun lalu. Pada awalnya, pemilu di Thailand akan digelar pada akhir tahun 2015 mendatang.
Menurut Wakil Perdana Menteri Thailand, Wisanu Krue-ngam, pendundaan ini dilakukan guna memberikan lebih banyak waktu untuk reformasi di negara tersebut. Militer merasa masih butuh waktu untuk menstabilkan kondisi di Thailand paska konflik politik yang cukup panjang.
Wisanu menyatakan telah membahas hal ini dengan perawakilan Amerika Serikat (AS) yang menjadi pemantau di Thailand. “Saya telah berbicara dengan perwakilan AS, dan mengatakan pemilu akan dilaksanakan pada Februari 2016,” ucap Wisanu.
Namun, dirinya juga mengatakan, jika rakyat Thailand lebih menginginkan adanya sebuah referendum dibandingkan pemilu biasa, maka waktu pemungutan suara akan kembali tertunda. “Mungkin pemungutan suara akan kembali tertunda paling tidak selama tiga bulan, jika masyarakat lebih menginginkan referendum,” ucapnya.
(esn)