Kuburan Berisi 230 Mayat Korban ISIS Ditemukan di Suriah
A
A
A
DEIR EZZOR - Kuburan massal berisi 230 mayat korban pembantaian militan ISIS ditemukan di wilayah Deir Ezzor, Suriah. Temuan itu diungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Penemuan kuburan massal ini, menambah jumlah anggota suku Shaitat yang tewas di tangan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Deir Ezzor menjadi lebih dari 900 jiwa. Deir Ezzor adalah sebuah provinsi di Suriah yang dekat dengan Irak.
”Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia telah belajar dari sumber terpercaya, bahwa lebih dari 230 mayat telah ditemukan di sebuah kuburan massal di padang pasir dekat Al-Kashkiyeh, sebelah timur Deir Ezzor,” bunyi pernyataan kelompok pemantau krisis Suriah itu, seperti dikutip news.com.au, Kamis (18/12/2014).
Menurutnya, para korban sebagian besar adalah warga sipil dari kelompok suku yang bangkit dan melawan ISIS. Masih menurut Observatorium, masih ada ratusan anggota suku Shaitat yang hingga saat ini masih hilang.
Info kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu mengandalkan jaringan aktivis Suriah, termasuk dokter dan sumber-sumber militer. Kelompok ISIS pertama kali muncul di Suriah tahun 2013, ketika perang sipil di negara itu berkecamuk. Sejak itu, ISIS menjadi kelompok radikal besar yang melakukan kekejaman tehadap kaum minoritas di Suriah dan Irak.
Penemuan kuburan massal ini, menambah jumlah anggota suku Shaitat yang tewas di tangan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Deir Ezzor menjadi lebih dari 900 jiwa. Deir Ezzor adalah sebuah provinsi di Suriah yang dekat dengan Irak.
”Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia telah belajar dari sumber terpercaya, bahwa lebih dari 230 mayat telah ditemukan di sebuah kuburan massal di padang pasir dekat Al-Kashkiyeh, sebelah timur Deir Ezzor,” bunyi pernyataan kelompok pemantau krisis Suriah itu, seperti dikutip news.com.au, Kamis (18/12/2014).
Menurutnya, para korban sebagian besar adalah warga sipil dari kelompok suku yang bangkit dan melawan ISIS. Masih menurut Observatorium, masih ada ratusan anggota suku Shaitat yang hingga saat ini masih hilang.
Info kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu mengandalkan jaringan aktivis Suriah, termasuk dokter dan sumber-sumber militer. Kelompok ISIS pertama kali muncul di Suriah tahun 2013, ketika perang sipil di negara itu berkecamuk. Sejak itu, ISIS menjadi kelompok radikal besar yang melakukan kekejaman tehadap kaum minoritas di Suriah dan Irak.
(mas)