Terungkap! 5 Ribu Perempuan Jadi Budak Seks ISIS di Raqqa

Rabu, 10 Desember 2014 - 12:21 WIB
Terungkap! 5 Ribu Perempuan...
Terungkap! 5 Ribu Perempuan Jadi Budak Seks ISIS di Raqqa
A A A
RAQQA - Sebuah dokumen berjudul “Slavery for Dummies” mengungkap, bahwa sekitar 5 ribu perempuan dewasa dan anak dijadikan budak seks militan ISIS di penjara bordil di Raqqa, Suriah.

Dokumen itu disusun para aktivis yang menolong dan mengobati para wanita korban budak seks ISIS yang berhasil melarikan diri atau diselamatkan. Korban itu mengungkap praktik perbudakan seks oleh Department for Prisoners and Women's Affairs, sebuah kelompok yang bekerja di bawah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dokumen itu seperti dikutip Daily Mail, Rabu (10/12/2014) menyebut, hingga 5 ribu perempuan dan anak-anak gadis diculik dan ditempatkan di penjara bordil di Raqqa. Tak hanya dijadikan budak seks, mereka juga mengalami siksaan berupa pukulan dan perkosaan. (Baca: Peran "Polwan" ISIS dari Algojo hingga Atur Budak Seks)

Sebagian besar tawanan perempuan itu adalah warga etnis Yazidi yang diculik selama terjadi pembantaian di Gunung Sinjar, awal Agustus 2014 lalu. Setelah jadi pemuas nafsu para militan ISIS, mereka dijual dengan harga masing-masing £27 atau sekitar Rp500 ribu.

Dokumen “Slavery for Dummies” yang artinya “pebudakan untuk pemula” itu, salah satunya memuat kesaksian seorang gadis Yazidi berusia 15 tahun,yang berhasil melarikan diri dari perbudakan ISIS setelah dia membius dan menembak dua militan yang memperbudaknya.

Dokumen itu resmi dirilis 3 Desember 2014 di situs pemantau terorisme SITE. Kelompok Middle East Media Research Institute (MEMRI) yang berbasis di Amerika Serikat (AS) adalah kelompok yang memperoleh salinan asli dari dokumen itu dan menerbitkannya ke SITE.

Department for Prisoners and Women's Affairs dikepalai oleh seorang militan yang dikenal dengan nama Abu Suja. Dia bertugas sebagai pengambil keputusan yang dibuat badan penasihat selevel “Dewan Syura” yang ditunjuk langsung oleh pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.

Dari dokumen itu juga terungkap adanya perntanyaan memuakkan yang muncul dari salah satu militan ISIS. ”Apakah boleh melakukan hubungan intim dengan seorang tawanan wanita, segera setelah memilikinya?.” Ada juga perntanyaan yang mengarah pada penjualan sandera wanita. ”Jika tawanan perempuan itu dihamili oleh pemiliknya, bisakah kemudian menjualnya?.”

Dokumen yang bersumber dari pengakuan mantan budak seks ISIS yang melarikan diri itu bukan hal baru. Sebelumnya, juga terungkap adanya kelompok “Brigade Al-Khansa” yang diibaratkan semacam polisi wanita ISIS yang salah satu tugasnya mengelola para tawanan yang dijadikan budak seks tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0770 seconds (0.1#10.140)