Istana Kepresidenan Baru Turki Memiliki 1.150 Kamar
A
A
A
ISTANBUL - Turki, sebuah negara kaya yang terletak di antara dua benua, Asia dan Eropa, dikabarkan telah merampungkan istana kepresidenan mereka yang baru. Istana megah ini pada awalnya dikabarkan memiliki 1.000 kamar. Namun, hal itu dibantah oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Melansir Al Arabiya, Minggu (7/12/2014), Erdogan menyatakan, istana tersebut tidak memiliki 1.000 kamar, melainkan 1.150 kamar. Menurutnya, tidak ada yang boleh mengurangi nilai sebuah karya yang menjadi kebanggan Turki itu.
“Kalian tidak bisa menyederhanakan sebuah hal. Itu berhubungan dengan kebanggaan negara,” ucap Erdogan saat berbicara di hadapan forum bisnis di Istanbul. “Saya beritahu Anda, istana ini memiliki 1.150 kamar, dan bukan 1.000 seperti yang selama ini dibicarakan,” imbuhnya.
Istana Presiden yang dibangun di pinggrian kota Ankara itu menghabiskan dana sekitar USD 615 juta. Istana ini memiliki ukuran setidaknya 30 kali lebih besar dari ukuran Gedung Putih, yang menjadi rumah dan juga kantor bagi Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Erdogan menegaskan, pembangunan istana ini semata-semata untuk kepentingan negara, dan bukan kepentingan dirinya. “Kami ingin membangun sebuah karya seni, dimana orang-orang dari generasi mendatang masih akan mengingat bahwa istana ini adalah awal dari sebuah era yang baru di Turki,” ungkapnya.
Pembangunan istana ini sendiri sebenarnya mendapat kecaman keras dari pihak oposisi di Turki, yang menyebutnya sebagai pemborosan. Pihak oposisi juga menyebut Erdogan sebagai seorang pemimpin yang otoriter dengan memaksakan pembangunan istana tersebut.
Melansir Al Arabiya, Minggu (7/12/2014), Erdogan menyatakan, istana tersebut tidak memiliki 1.000 kamar, melainkan 1.150 kamar. Menurutnya, tidak ada yang boleh mengurangi nilai sebuah karya yang menjadi kebanggan Turki itu.
“Kalian tidak bisa menyederhanakan sebuah hal. Itu berhubungan dengan kebanggaan negara,” ucap Erdogan saat berbicara di hadapan forum bisnis di Istanbul. “Saya beritahu Anda, istana ini memiliki 1.150 kamar, dan bukan 1.000 seperti yang selama ini dibicarakan,” imbuhnya.
Istana Presiden yang dibangun di pinggrian kota Ankara itu menghabiskan dana sekitar USD 615 juta. Istana ini memiliki ukuran setidaknya 30 kali lebih besar dari ukuran Gedung Putih, yang menjadi rumah dan juga kantor bagi Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Erdogan menegaskan, pembangunan istana ini semata-semata untuk kepentingan negara, dan bukan kepentingan dirinya. “Kami ingin membangun sebuah karya seni, dimana orang-orang dari generasi mendatang masih akan mengingat bahwa istana ini adalah awal dari sebuah era yang baru di Turki,” ungkapnya.
Pembangunan istana ini sendiri sebenarnya mendapat kecaman keras dari pihak oposisi di Turki, yang menyebutnya sebagai pemborosan. Pihak oposisi juga menyebut Erdogan sebagai seorang pemimpin yang otoriter dengan memaksakan pembangunan istana tersebut.
(esn)