Kisah Tragedi MH17 dan Upaya Menghabisi Putin
A
A
A
MOSKOW - Sejumlah media Rusia pro-Kremlin melansir laporan bahwa tragedi penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 adalah bagian dari konspirasi gagal untuk membunuh Presiden Vladimir Putin.
Putin dilaporkan hendak terbang dengan pesawat melewati rute seperti yang dilewati pesawat MH17. Namun, miliarder Ukraina, Ihor Kolomoyskyi , disebut-sebut memerintahkan penembakan pesawat yang ditumpangi Putin.
Selain itu, sejumlah media Rusia juga menulis keganjilan dalam tragedi MH17. Yakni, petugas pengontrol lalu lintas udara di Ukraina saat pesawat MH17 jatuh, Letkol Dmitro Yakatsuts dan Ana Patrenko telah melarikan diri ke Dubai.
Pesawat tipe Boeing 777 itu jatuh pada 17 Juli 2014. Sebanyak 289 orang di dalamnya, termasuk beberapa di antaranya warga Indonesia tewas. Pesawat itu terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur. Namun, jatuh diduga karena ditembak saat terbang di atas wilayah udara Donetsk, Ukraina timur.
Salah satu media Rusia pro-Kremlin, Komsomolskaya Pravda, menulis bahwa miliarder berkuasa di Ukraina, Ihor Kolomoyskyi, menerima infomrasi dari intelijen bahwa pesawat pribadi Presiden Putin akan terbang di wilayah udara Donetsk, dan dia memerntahkan penembakan pesawat itu.
Tapi, informasi itu meleset dan yang ditembak pesawat MH17. Terlebih, warna pesawat MH17 hampir mirip dengan pesawat kepresidenan rezim Kremlin. Putin saat itu dikabarkan mengubah rute dan mendarat bukan di Moskow.
Media Rusia itu mempertanyakan keganjilan mengapa tidak ada yang memburu dua petugas pengontrol lalu lintas udara yang melarikan diri ke Dubai.
”Tidak ada yang sedang mencari mereka. Ini adalah kasus pertama di dunia, di mana pengendali lalu lintas udara bertugas di hari libur, tepat saat pesawat jatuh. Dia bahkan tidak diinterogasi,” kata jurnalis Rusia, Andrey Karaulov.
Seorang pakar militer, Aleksandr Shirokorad, menduga, pesawat MH17 ditembak dua kali. Pertama dengan rudal Su-25, dan kedua dengan rudal dari udara di wilayah Ukraina. ”Menurut pendapat saya, dalam serangan terhadap Boeing bersama-sama menggunakan rudal anti-pesawat yang juga melibatkan Su-25 pesawat militer,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail, Jumat(5/12/2014).
Padahal pesawat Su-25 saat itu merupakan pesawat militer Ukraina yang dilaporkan berada di dekat pesawat MH17 sebelum jatuh.
Putin dilaporkan hendak terbang dengan pesawat melewati rute seperti yang dilewati pesawat MH17. Namun, miliarder Ukraina, Ihor Kolomoyskyi , disebut-sebut memerintahkan penembakan pesawat yang ditumpangi Putin.
Selain itu, sejumlah media Rusia juga menulis keganjilan dalam tragedi MH17. Yakni, petugas pengontrol lalu lintas udara di Ukraina saat pesawat MH17 jatuh, Letkol Dmitro Yakatsuts dan Ana Patrenko telah melarikan diri ke Dubai.
Pesawat tipe Boeing 777 itu jatuh pada 17 Juli 2014. Sebanyak 289 orang di dalamnya, termasuk beberapa di antaranya warga Indonesia tewas. Pesawat itu terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur. Namun, jatuh diduga karena ditembak saat terbang di atas wilayah udara Donetsk, Ukraina timur.
Salah satu media Rusia pro-Kremlin, Komsomolskaya Pravda, menulis bahwa miliarder berkuasa di Ukraina, Ihor Kolomoyskyi, menerima infomrasi dari intelijen bahwa pesawat pribadi Presiden Putin akan terbang di wilayah udara Donetsk, dan dia memerntahkan penembakan pesawat itu.
Tapi, informasi itu meleset dan yang ditembak pesawat MH17. Terlebih, warna pesawat MH17 hampir mirip dengan pesawat kepresidenan rezim Kremlin. Putin saat itu dikabarkan mengubah rute dan mendarat bukan di Moskow.
Media Rusia itu mempertanyakan keganjilan mengapa tidak ada yang memburu dua petugas pengontrol lalu lintas udara yang melarikan diri ke Dubai.
”Tidak ada yang sedang mencari mereka. Ini adalah kasus pertama di dunia, di mana pengendali lalu lintas udara bertugas di hari libur, tepat saat pesawat jatuh. Dia bahkan tidak diinterogasi,” kata jurnalis Rusia, Andrey Karaulov.
Seorang pakar militer, Aleksandr Shirokorad, menduga, pesawat MH17 ditembak dua kali. Pertama dengan rudal Su-25, dan kedua dengan rudal dari udara di wilayah Ukraina. ”Menurut pendapat saya, dalam serangan terhadap Boeing bersama-sama menggunakan rudal anti-pesawat yang juga melibatkan Su-25 pesawat militer,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail, Jumat(5/12/2014).
Padahal pesawat Su-25 saat itu merupakan pesawat militer Ukraina yang dilaporkan berada di dekat pesawat MH17 sebelum jatuh.
(mas)