Putin Dituduh akan Caplok Wilayah Georgia, NATO Kesal
A
A
A
ABKHAZIA - Pemerintah Georgia menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan mencaplok wilayah mereka di Abkhazia yang dikuasai separatis. Hal itu kembali membuat NATO dan Uni Eropa kesal.
Tuduhan Putin akan mencaplok Abkhazia dari Georgia dipicu penandatanganan kesepakatan antara Rusia dengan pemimpin separatis Abkhazia. Dalam kesepakatan itu, serdadu Rusia ditempatkan di Abkhazia. Rusia juga menerapkan kebijakan ekonominya di wilayah itu.
“Tanda tangan itu adalah langkah menuju pencaplokan wilayah Abkhazia oleh Federasi Rusia dan pelanggaran terhadap teritorial Georgia dan hukum internasional,” kata Menteri Luar Negeri Georgia, Tamar Beruchashvili kepada wartawan, Selasa (25/11/2014).
Tindakan Rusia itu dianggap sama seperti saat Putin mencaplok Crimea dari Ukraina pada Maret 2014 lalu. Perjanjian Putin dengan pemimpin Abkhazia, Raul Khajimba, dilakukan di resor Sochi, Laut Hitam.
”Kami telah menetapkan tugas-tugas baru dan tujuan jangka panjang. Mereka didukung dengan pendanaan yang serius,” kata Putin mengacu pada perjanjian itu, seperti dikutip seperti dikutip kantor Interfax.
Uni Eropa dan NATO, kompak menuduh Rusia melanggar kedaulatan dan integritas Georgia, serta melanggar hukum internasional.
“Penandatanganan perjanjian itu merusak upaya-upaya untuk menstabilkan situasi keamanan di wilayah (Georgia),” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini.
”Kami tidak mengakui apa yang disebut dalam perjanjian itu,” imbuh Sekjen NATO, Jens Stoltenberg.
Tuduhan Putin akan mencaplok Abkhazia dari Georgia dipicu penandatanganan kesepakatan antara Rusia dengan pemimpin separatis Abkhazia. Dalam kesepakatan itu, serdadu Rusia ditempatkan di Abkhazia. Rusia juga menerapkan kebijakan ekonominya di wilayah itu.
“Tanda tangan itu adalah langkah menuju pencaplokan wilayah Abkhazia oleh Federasi Rusia dan pelanggaran terhadap teritorial Georgia dan hukum internasional,” kata Menteri Luar Negeri Georgia, Tamar Beruchashvili kepada wartawan, Selasa (25/11/2014).
Tindakan Rusia itu dianggap sama seperti saat Putin mencaplok Crimea dari Ukraina pada Maret 2014 lalu. Perjanjian Putin dengan pemimpin Abkhazia, Raul Khajimba, dilakukan di resor Sochi, Laut Hitam.
”Kami telah menetapkan tugas-tugas baru dan tujuan jangka panjang. Mereka didukung dengan pendanaan yang serius,” kata Putin mengacu pada perjanjian itu, seperti dikutip seperti dikutip kantor Interfax.
Uni Eropa dan NATO, kompak menuduh Rusia melanggar kedaulatan dan integritas Georgia, serta melanggar hukum internasional.
“Penandatanganan perjanjian itu merusak upaya-upaya untuk menstabilkan situasi keamanan di wilayah (Georgia),” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini.
”Kami tidak mengakui apa yang disebut dalam perjanjian itu,” imbuh Sekjen NATO, Jens Stoltenberg.
(mas)