Ahli Bom Taliban Membelot ke ISIS
Ahli Bom Taliban Membelot ke ISIS
A
A
A
RAQQA - Seorang ahli bom kelompok Taliban telah membelot dan menyatakan diri bergabung dengan ISIS.
Ahli bom bernama Hamayun Tariq, 37, asal Inggris itu selama beberapa tahun berjuang untuk kelompok Taliban Pakistan. Dia memilih bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah kelompok itu menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak.
Dia mengaku meninggalkan Taliban dengan menumpang kendaraan dari daerah Waziristan, Pakistan. Tariq merupakann ayah dua anak dan telah bercerai dengan istrinya di Dudley. Dia pernah menjalani hukuman 3,5 tahun penjara.
Ayah Tariq, seperti dilaporkan Guardian, semalam, telah meninggal pada bulan Januari karena hatinya hancur setelah melihat jalan hidup yang diambil putranya itu. Tariq meninggalkan Inggris pada bulan Juli 2012 untuk bergabung dengan Taliban di Pakistan.
Menurutnya, paspornya telah dicabut pada tahun lalu oleh Kementerian Dalam Negeri Inggris. Kepada media Inggris itu, Tariq bercerita tentang kehidupan barunya bersama ISIS.
”Hidup di Waziristan itu sulit, tapi di sini saya tidak percaya karena saya justru mendapatkan gaji. Mereka bahkan mendanai transportasi saya. Saya benar-benar bahagia di sini, dan semua orang yang saya temui dari Inggris juga senang dan menetap di sini,” katanya.
Sebelum akun Twitter-nya telah dihapus, Tariq, alias Muslim Al-Britani sempat mengunggah gambar petunjuk pembuatan bom model Rusia. Dia juga sempat mengucapkan terima kasih kepada Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, yang mencabut status kewarganegaraannya.
”Mujahedeen Book of Explosives and Weapons 2nd Edition. By Muslim,” bunyi tweet yang dia tulis untuk menjelaskan gambar petunjukan pembuatan bom.
Ahli bom bernama Hamayun Tariq, 37, asal Inggris itu selama beberapa tahun berjuang untuk kelompok Taliban Pakistan. Dia memilih bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah kelompok itu menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak.
Dia mengaku meninggalkan Taliban dengan menumpang kendaraan dari daerah Waziristan, Pakistan. Tariq merupakann ayah dua anak dan telah bercerai dengan istrinya di Dudley. Dia pernah menjalani hukuman 3,5 tahun penjara.
Ayah Tariq, seperti dilaporkan Guardian, semalam, telah meninggal pada bulan Januari karena hatinya hancur setelah melihat jalan hidup yang diambil putranya itu. Tariq meninggalkan Inggris pada bulan Juli 2012 untuk bergabung dengan Taliban di Pakistan.
Menurutnya, paspornya telah dicabut pada tahun lalu oleh Kementerian Dalam Negeri Inggris. Kepada media Inggris itu, Tariq bercerita tentang kehidupan barunya bersama ISIS.
”Hidup di Waziristan itu sulit, tapi di sini saya tidak percaya karena saya justru mendapatkan gaji. Mereka bahkan mendanai transportasi saya. Saya benar-benar bahagia di sini, dan semua orang yang saya temui dari Inggris juga senang dan menetap di sini,” katanya.
Sebelum akun Twitter-nya telah dihapus, Tariq, alias Muslim Al-Britani sempat mengunggah gambar petunjuk pembuatan bom model Rusia. Dia juga sempat mengucapkan terima kasih kepada Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, yang mencabut status kewarganegaraannya.
”Mujahedeen Book of Explosives and Weapons 2nd Edition. By Muslim,” bunyi tweet yang dia tulis untuk menjelaskan gambar petunjukan pembuatan bom.
(mas)
Explore More