Orang Tua Peter Kassig Maafkan Algojo ISIS
A
A
A
INDIANA - Orang tua Edward Peter Kassig, pria Amerika Serikat (AS) yang dipenggal militan ISIS telah memaafkan algojo yang memenggal putranya.
Pemberian maaf itu disampaikan Ed dan Paula Kassig, ayah dan ibu Peter Kassig setelah sebelumnya mereka minta media tidak menerbitkan foto dan video pemenggalan terhadap putranya.
Peter Kassig, 26, telah mengubah namanya menjadi Abdul Rahman Kassig setelah menjadi mualaf sejak diculik militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kassig diklaim ISIS telah dipenggal dengan bukti video yang dirilis hari Minggu kemarin. (Baca: Peter Kassig Dipenggal ISIS, AS Klaim tak Tertekan)
“Hati kita remuk tetapi mereka (ISIS) akan memperbaiki diri dan kami meminta orang-orang di seluruh dunia untuk berdoa bagi anak mereka,” kata Paula Kassig, seperti dikutip Mail Online, Selasa (18/11/2014).
”Di usia 26 tahun, ia telah menyaksikan dan mengalami langsung lebih dari realitas hidup yang keras daripada kebanyakan yang kita bayangkan,” ujar Paula.
”Namun, bukannya membiarkan kegelapan menguasai dirinya, ia telah memilih untuk percaya pada hal baik, yang ada dalam dirinya sendiri dan orang lain,” imbuh Paula. ”Hidup Pete adalah bukti bahwa dia sudah benar,” sambung dia mengacu panggilan akrab Peter.
Pemberian maaf itu disampaikan Ed dan Paula Kassig, ayah dan ibu Peter Kassig setelah sebelumnya mereka minta media tidak menerbitkan foto dan video pemenggalan terhadap putranya.
Peter Kassig, 26, telah mengubah namanya menjadi Abdul Rahman Kassig setelah menjadi mualaf sejak diculik militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kassig diklaim ISIS telah dipenggal dengan bukti video yang dirilis hari Minggu kemarin. (Baca: Peter Kassig Dipenggal ISIS, AS Klaim tak Tertekan)
“Hati kita remuk tetapi mereka (ISIS) akan memperbaiki diri dan kami meminta orang-orang di seluruh dunia untuk berdoa bagi anak mereka,” kata Paula Kassig, seperti dikutip Mail Online, Selasa (18/11/2014).
”Di usia 26 tahun, ia telah menyaksikan dan mengalami langsung lebih dari realitas hidup yang keras daripada kebanyakan yang kita bayangkan,” ujar Paula.
”Namun, bukannya membiarkan kegelapan menguasai dirinya, ia telah memilih untuk percaya pada hal baik, yang ada dalam dirinya sendiri dan orang lain,” imbuh Paula. ”Hidup Pete adalah bukti bahwa dia sudah benar,” sambung dia mengacu panggilan akrab Peter.
(mas)