Dianggap Hilangkan 304 Nyawa, Kapten Sewol Divonis Mati?

Selasa, 11 November 2014 - 12:41 WIB
Dianggap Hilangkan 304...
Dianggap Hilangkan 304 Nyawa, Kapten Sewol Divonis Mati?
A A A
SEOUL - Pengadilan untuk memutuskan nasib kapten kapal feri Sewol Korea Selatan (Korsel) digelar hari ini (11/11/2014).

Vonis hakim, apakah kapten Sewol itu dihukum mati sesuai tuntutan jaksa atau tidak juga dinantikan keluarga dari 304 korban tewas dalam tragedi karamnya kapal feri itu.

Kasus itu sudah berjalan lima bulan sejak tragedi terjadi 16 April 2014. Berbagai saksi telah menyampaikan kesaksian yang memberatkan Kapten Lee Jun-seok, 69. Dia dinyatakan lalai dan dianggap sengaja menghilangkan 405 nyawa korban yang sebagian pelajar Korsel.

Meskipun hukuman mati masih berlaku di Korsel, namun tidak pernah ada eksekusi sejak tahun 1997. Saat ini, ada sekitar 60 orang yang telah dijatuhi hukuman mati di negara itu.

Selain kapten Lee, tiga awak kapal senior juga didakwa dengan atas tuduhan pembunuhan. Mereka terancam hukuman penjara seumur hidup.

Selama menjalani sidang, tangan kapten Lee diborgol. Dia mengenakan kacamata dan seragam hijau. Selama sidang, kapten kapal feri Sewol itu hanya menunduk.

Beberapa media Korsel melaporkan, penangkapan hingga pendakwaan terhadap kapten dan para awak kapal Sewol sudah sesuai asas praduga tak bersalah. Meskipun sebelumnya, Presiden Korsel, Park Geun-hye terang-terangan menyatakan, apa yang dilakukan kru kapal Sewol, ”sama saja dengan pembunuhan.”

Dalam persidangan sebelumnya, kapten Lee dituntut hukuman mati oleh jaksa, karena kejahatan yang dia lakukan sudah layak dihukum mati. Namun, Lee membantah bahwa dia bermaksud mengorbankan kehidupan para penumpang kapal Sewol.

Kapal seberat 6.825 ton tersebut pada April lalu membawa 476 penumpang. Kapal terbalik dan karam dengan 304 orang meninggal, di mana 205 di antaranya siswa SMA.

Hingga kini masih ada beberapa korban yang belum ditemukan. Menteri Maritim Korsel, Lee Ju-young memutuskan mengakhiri misi pencarian setelah selama beberapa bulan dijalankan.

“Situasi di dalam kapal telah menjadi terlalu sulit untuk melanjutkan (pencarian korban),” kata Lee, seperti dikutip AFP, Selasa (11/11/2014) mengacu pada kondisi kapal dan cuaca buruk.
(mas)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1111 seconds (0.1#10.140)