AS Serukan Pemilu Demokratis di Burkina Faso
A
A
A
WASHINGTON - Paska berakhirnya rezim kediktatoran ala Presiden Burkina Faso, Blaise Compaore, negara tersebut kini sedang menanti untuk mengadakan pemilihan umum demokratis pertama mereka dalam 27 tahun terakhir.
Banyak pihak yang mengharapakan demokrasi akan benar-benar tercipta di Burkia Faso, setelah negara tersebut dikuasai diktaktor selama 27 tahun. Melansir Al Jazeera, Sabtu (1/11/2014), negara sebesar Amerika Serikat (AS) pun turut mengharapan demokrasi bisa segera tercipta di negara itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki dalam sebuah pernyataan, mengatakan, pihaknya mengharapakan adanya sebuah proses pemilihan umum yang demokratis, yang kelak akan digelar di negara tersebut.
Setelah lengsernya Compaore, Burkina Faso memang digadang-gadang akan segera melakukan pemilihan umum. Dan, saat ini proses konsensus dan pembentukan pemerintah sementara sedang dalam tahap pembahasan oleh semua partai politik dan organisasi masyarakat sipil yang ada di Burkina Faso.
Psaki juga turut mengomentari tentang klaim yang datang dari dua pemimpin militer Burkina Faso, bahwa merekalah yang berhak atas tonggak kepemimpinan di Burkina Faso. Psaki mengharapakan tidak ada satu pihak pun, terutama militer yang memanfaatkan situasi di negara itu.
"Kami mengutuk setiap upaya, baik oleh militer atau pihak lain untuk mengambil keuntungan dari situasi saat ini yang terjadi di Burkina Faso dan menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati dukungan rakyat dalam proses demokrasi," ucap Psaki.
Banyak pihak yang mengharapakan demokrasi akan benar-benar tercipta di Burkia Faso, setelah negara tersebut dikuasai diktaktor selama 27 tahun. Melansir Al Jazeera, Sabtu (1/11/2014), negara sebesar Amerika Serikat (AS) pun turut mengharapan demokrasi bisa segera tercipta di negara itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki dalam sebuah pernyataan, mengatakan, pihaknya mengharapakan adanya sebuah proses pemilihan umum yang demokratis, yang kelak akan digelar di negara tersebut.
Setelah lengsernya Compaore, Burkina Faso memang digadang-gadang akan segera melakukan pemilihan umum. Dan, saat ini proses konsensus dan pembentukan pemerintah sementara sedang dalam tahap pembahasan oleh semua partai politik dan organisasi masyarakat sipil yang ada di Burkina Faso.
Psaki juga turut mengomentari tentang klaim yang datang dari dua pemimpin militer Burkina Faso, bahwa merekalah yang berhak atas tonggak kepemimpinan di Burkina Faso. Psaki mengharapakan tidak ada satu pihak pun, terutama militer yang memanfaatkan situasi di negara itu.
"Kami mengutuk setiap upaya, baik oleh militer atau pihak lain untuk mengambil keuntungan dari situasi saat ini yang terjadi di Burkina Faso dan menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati dukungan rakyat dalam proses demokrasi," ucap Psaki.
(esn)