Marah, Amerika Sebut PM Israel Pengecut

Rabu, 29 Oktober 2014 - 14:02 WIB
Marah, Amerika Sebut...
Marah, Amerika Sebut PM Israel Pengecut
A A A
WASHINGTON - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) melupakan kemarahannya terhadap Israel dengan menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pengecut.

Ledekan bernada keras itu muncul dari pejabat penting di pemerintahan Barack Obama yang kesal dengan sikap keras kepala Netanyahu yang akan nekat membangun 1.000 rumah baru bagi pemukim Yahudi di Yerusalem.

Proyek 1.000 rumah di wilayah Palestina yang diduduki Israel itu telah diprotes masyarakat internasional. Pemerintah Obama sejak awal memperingatkan Israel bahwa kebijakan keras kepala mereka akan merusak upaya perdamaian dengan Palestina.

Jeffrey Goldberg, koresponden diplomatik untuk The Atlantic, pada Selasa melaporkan, sempat berbicara dengan seorang pejabat senior pemerintahan Obama.

”Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada Goldberg, tentang sosok Bibi, dia seorang pengecut,” tulis Jerusalem Post, Rabu (29/10/2014), mengutip laporan Goldberg yang mengacu pada sosok Bibi, panggilan akrab Netanyahu.

”Hal yang baik tentang Netanyahu adalah bahwa dia takut untuk memulai perang,” kata pejabat senior pemerintah Obama itu.

”Satu hal yang buruk tentang dia adalah bahwa dia tidak akan melakukan apapun untuk mencapai akomodasi dengan Palestina atau dengan negara-negara Arab Sunni. Satu-satunya hal yang dia tertarik adalah melindungi diri dari kekalahan politik. Dia bukan (Yitzhak) Rabin, dia bukan (Ariel) Sharon, dia tentu saja bukan (Menachem) Begin. Dia tak punya nyali.”

Goldberg mengutip pejabat AS lain yang setuju dengan penilaian resmi terhadap sosok Netanyahu yang disebut pengecut. Menurut pejabat AS itu, Netanyahu selama ini ketakutan dengan isu nuklir Iran.

“Pemerintahan Obama tidak lagi percaya bahwa Netanyahu akan meluncurkan serangan pendahuluan pada fasilitas nuklir Iran,” kata pejabat itu.

”Sudah terlambat baginya untuk melakukan apa-apa. Dua, tiga tahun lalu, itu masih mungkin. Tapi akhirnya ia tidak bisa membawa dirinya untuk menarik pelatuk. Sekarang sudah terlambat,” imbuh dia.
(mas)
Berita Terkait
Alasan Amerika Serikat...
Alasan Amerika Serikat Tak Mengakui Palestina sebagai Negara Merdeka
Amerika Serikat Desak...
Amerika Serikat Desak Pemimpin Palestina Diganti, PLO Tak Terima
Langka, Amerika Serikat...
Langka, Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Terhadap Israel
Gerakan Pro-Palestina...
Gerakan Pro-Palestina Meletus di Kampus-kampus Amerika Serikat
3 Alasan Donald Trump...
3 Alasan Donald Trump Mengusir Para Simpatisan Palestina dari Amerika Serikat
5 Sosok Donatur Hamas...
5 Sosok Donatur Hamas yang Paling Diburu Amerika Serikat
Berita Terkini
Hamas Usulkan Gencatan...
Hamas Usulkan Gencatan Senjata 5 Tahun dan Pertukaran Tahanan untuk Akhiri Perang Gaza
5 jam yang lalu
Rusia Gelar Serangan...
Rusia Gelar Serangan Udara Besar-besaran di Seluruh Ukraina
8 jam yang lalu
Hamas Kecam Pernyataan...
Hamas Kecam Pernyataan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas soal Tawanan Gaza
8 jam yang lalu
Presiden Otoritas Palestina...
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Sebut Hamas Anak-anak Jalang
9 jam yang lalu
Rusia Tak Menuntut Pemecatan...
Rusia Tak Menuntut Pemecatan Zelensky, Apa Alasannya?
10 jam yang lalu
Polisi Kashmir Ungkap...
Polisi Kashmir Ungkap Para Tersangka Serangan Pahalgam
11 jam yang lalu
Infografis
128.000 Warga Israel...
128.000 Warga Israel Dukung Penghentian Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved