Meski Musuh Bebuyutan, Kuba Siap Rangkul AS Perangi Ebola
A
A
A
HAVANA - Bekas pemimpin Kuba, Fidel Castro, menjamin bahwa Kuba siap untuk bekerjasama dengan Amerika Serikat (AS) dalam perang global melawan virus Ebola.
Komentar kakak pemimpin Kuba, Raul Castro itu terbilang langka. Sebab, selama ini Fidel Castro dianggap sebagai musuh bebuyutan AS dalam segala kebijakan.
Namun, sejak virus Ebola menjadi ancaman dunia, Kuba telah berada di garis depan untuk terlibat dalam memerangi virus mematikan itu.
Dalam artikelnya “Time of Duty" yang diterbitkan pada hari Sabtu lalu, bekas pemimpin Kuba itu mengatakan bahwa staf medis Kuba berusaha menjadi contoh yang terbaik dengan menjalin solidaritas kemanusiaan.
Menurut Fidel Castro, Kuba akan berjuang bersama-sama melawan epidemic Ebola untuk melindungi rakyat Kuba, Amerika Latin, dan Amerika Serikat dari virus mematikan tersebut.
”Kami akan dengan senang hati bekerja sama dengan personel (medis) Amerika dalam tugas ini. Bukan demi perdamaian antara kedua negara yang telah menjadi musuh selama bertahun-tahun, tapi demi perdamaian di dunia,” tulis Fidel Castro.
Fidel Castro prihatin dengan korban tewas akibat virus Ebola yang menurut data PBB sudah mencapai lebih dri 4.400 jiwa. Sekjen PBB, Ban Ki-moon menyebut penyebaran virus itu sudah meningkat cepat, dan pihaknya minta bantuan internasional ditingkatkan 20 kali lipat.
”Kita perlu setidaknya butuh lonjakan bantuan 20 kali lipat. Bantuan laboratorium mobile, kendaraan, helikopter, peralatan pelindung, tenaga medis yang terlatih, dan kapasitas medevac,” ujar Ki-moon.
Kuba sendiri merupakan salah satu negara pertama yang mengirim staf medis untuk negara-negara di Afrika Barat dalam memerangi epidemik Ebola. Mereka dikerahkan di Sierra Leone, Liberia, dan Guinea yang menjadi pusat penyebaran Ebola.
Komentar kakak pemimpin Kuba, Raul Castro itu terbilang langka. Sebab, selama ini Fidel Castro dianggap sebagai musuh bebuyutan AS dalam segala kebijakan.
Namun, sejak virus Ebola menjadi ancaman dunia, Kuba telah berada di garis depan untuk terlibat dalam memerangi virus mematikan itu.
Dalam artikelnya “Time of Duty" yang diterbitkan pada hari Sabtu lalu, bekas pemimpin Kuba itu mengatakan bahwa staf medis Kuba berusaha menjadi contoh yang terbaik dengan menjalin solidaritas kemanusiaan.
Menurut Fidel Castro, Kuba akan berjuang bersama-sama melawan epidemic Ebola untuk melindungi rakyat Kuba, Amerika Latin, dan Amerika Serikat dari virus mematikan tersebut.
”Kami akan dengan senang hati bekerja sama dengan personel (medis) Amerika dalam tugas ini. Bukan demi perdamaian antara kedua negara yang telah menjadi musuh selama bertahun-tahun, tapi demi perdamaian di dunia,” tulis Fidel Castro.
Fidel Castro prihatin dengan korban tewas akibat virus Ebola yang menurut data PBB sudah mencapai lebih dri 4.400 jiwa. Sekjen PBB, Ban Ki-moon menyebut penyebaran virus itu sudah meningkat cepat, dan pihaknya minta bantuan internasional ditingkatkan 20 kali lipat.
”Kita perlu setidaknya butuh lonjakan bantuan 20 kali lipat. Bantuan laboratorium mobile, kendaraan, helikopter, peralatan pelindung, tenaga medis yang terlatih, dan kapasitas medevac,” ujar Ki-moon.
Kuba sendiri merupakan salah satu negara pertama yang mengirim staf medis untuk negara-negara di Afrika Barat dalam memerangi epidemik Ebola. Mereka dikerahkan di Sierra Leone, Liberia, dan Guinea yang menjadi pusat penyebaran Ebola.
(mas)