Mesir Akan Latih Pasukan Libya
A
A
A
KAIRO - Mesir akan melatih tentara Libya untuk bisa mengatasi gangguan terorisme. Selain itu, Mesir juga akan membantu mengamankan perbatasan kedua negara. Demikian bunyi pernyataan bersama Perdana Menteri kedua negara yang dikeluarkan di Kairo, Rabu (8/10/2014).
Seperti dilaporkan Reuters, langkah ini dilakukan untuk menanggulangi gangguan kaum militan yang berada di kedua negara. Sebelumnya, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah menyatakan keprihatinan soal keberadaan kaum militan di Libya pasca jatuhnya rezim Moammar Gaddafi. Banyak dari anggota militan ini yang kemudian menyeberangi perbatasan menuju Mesir.
“Kami harus mendukung penuh saudara kami (Libya) di semua wilayah, di bidang keamanan, dan kami akan memberikan pelatihan kontra terorisme. Selain itu, kami juga akan membantu mengawasi kontrol perbatasan,” jelas Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mehleb.
Uluran tangan Mesir ini disambut hangat oleh Libya. “Kami menghadapi terorisme. Dan, terorisme harus dihadapi dengan kekuatan dan tenaga. Membangun dan melatih kekuatan diperlukan untuk menghadapi teroris,” jelas Perdana Menteri Libya, Abdullah al-Thinni.
Baik Mehleb, ataupun al-Thinni sama-sama menyuarakan kerjasama intensif memang sangat diperlukan. “Kunjungan saya dimaksudkan untuk memperdalam koordinasi awal rencana operasi guna mengamankan perbatasan dan juga rencana kerjasama militer,” ujar al-Thinni.
Seperti dilaporkan Reuters, langkah ini dilakukan untuk menanggulangi gangguan kaum militan yang berada di kedua negara. Sebelumnya, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah menyatakan keprihatinan soal keberadaan kaum militan di Libya pasca jatuhnya rezim Moammar Gaddafi. Banyak dari anggota militan ini yang kemudian menyeberangi perbatasan menuju Mesir.
“Kami harus mendukung penuh saudara kami (Libya) di semua wilayah, di bidang keamanan, dan kami akan memberikan pelatihan kontra terorisme. Selain itu, kami juga akan membantu mengawasi kontrol perbatasan,” jelas Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mehleb.
Uluran tangan Mesir ini disambut hangat oleh Libya. “Kami menghadapi terorisme. Dan, terorisme harus dihadapi dengan kekuatan dan tenaga. Membangun dan melatih kekuatan diperlukan untuk menghadapi teroris,” jelas Perdana Menteri Libya, Abdullah al-Thinni.
Baik Mehleb, ataupun al-Thinni sama-sama menyuarakan kerjasama intensif memang sangat diperlukan. “Kunjungan saya dimaksudkan untuk memperdalam koordinasi awal rencana operasi guna mengamankan perbatasan dan juga rencana kerjasama militer,” ujar al-Thinni.
(esn)