China Tetap Larang Dalai Lama Kembali ke Tibet
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China menolak kemungkinan Dalai Lama kembali ke Tibet. Penolakan ini dilayangkan beberapa hari setelah Dalai Lama menunjukkan, kalau ia telah melakukan kontak dengan para pejabat China.
"Posisi kami soal Dalai Lama adalah konsisten dan jelas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei pada briefing regular, Rabu (8/10/2014). "Apa yang dia perlu lakukan adalah tidak melontarkan seruan untuk kembali ke Tibet,” lanjutnya.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan AFP di India utara pada pekan lalu, Dalai Lama mengungkapkan soal kemungkinan dirinya kembali ke Tibet. “Kontak telah dibuat dengan beberapa pejabat China, misalnya Wakil Sekretaris Partai di daerah otonomi Tibet. Ia juga menyebutkan kemungkinan kunjungan saya," kata Dalai Lama.
Dalai Lama telah lama menyatakan keinginan untuk mengunjungi Wutai Shan, sebuah gunung di China utara yang dianggap keramat oleh umat Buddha di negara itu.
Saat ini Dalai Lama berusia 79 dan telah diasingkan dari Tibet sejak ia melarikan diri usai pemberontakan gagal pada tahun 1959. Meski ia telah menyatakan pensiun dari dunia politik pada 2011 silam, namun Pemerintah China tetap menganggapnya sebagai "separatis yang berbahaya".
"Posisi kami soal Dalai Lama adalah konsisten dan jelas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei pada briefing regular, Rabu (8/10/2014). "Apa yang dia perlu lakukan adalah tidak melontarkan seruan untuk kembali ke Tibet,” lanjutnya.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan AFP di India utara pada pekan lalu, Dalai Lama mengungkapkan soal kemungkinan dirinya kembali ke Tibet. “Kontak telah dibuat dengan beberapa pejabat China, misalnya Wakil Sekretaris Partai di daerah otonomi Tibet. Ia juga menyebutkan kemungkinan kunjungan saya," kata Dalai Lama.
Dalai Lama telah lama menyatakan keinginan untuk mengunjungi Wutai Shan, sebuah gunung di China utara yang dianggap keramat oleh umat Buddha di negara itu.
Saat ini Dalai Lama berusia 79 dan telah diasingkan dari Tibet sejak ia melarikan diri usai pemberontakan gagal pada tahun 1959. Meski ia telah menyatakan pensiun dari dunia politik pada 2011 silam, namun Pemerintah China tetap menganggapnya sebagai "separatis yang berbahaya".
(esn)