Hendak Rebut Nuklir, ISIS Ingin Perang dengan Iran
A
A
A
TEHERAN - Kelompok ISIS berniat merebut rahasia nuklir Teheran dan menyerukan militannya untuk perang dengan Iran.
Rencana ISIS atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah itu bersumber dari manifesto yang ditulis Abdullah Ahmed al-Meshedani, anggota dari kabinet perang ISIS. Manifesto itu dirilis media Inggris, Sunday Times.
Dalam dokumen, yang telah diperiksa oleh petugas keamanan negara-negara Barat Mashedeni menulis, bahwa tujuan ISIS adalah merebut senjata nuklir Iran.
Dokumen yang diklaim aparat keamanan negara-negara Barat otentik itu, menyebut, ISIS menawarkan ladang minyak di Anbar, Irak kepada Kremlin (Rusia).” Jika Rusia bersedia menyerahkan rahasia program nuklir Iran,” bunyi dokumen itu yang dilansir semalam.
Manifesto itu juga berbunyi bahwa Moskow harus meninggalkan dukungan untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dokumen tersebut juga mencakup 70 rencana yang berbeda untuk meluncurkan kampanye baru terkait pembersihan etnis yang ditujukan untuk mengkonsolidasikan "Khilafah Islam," baru untuk menumpas etnis Syiah Iran dan menghancurkan otoritas Syiah di Irak.
Kelompok ISIS selama ini menganggap kaum Muslim Syiah sebagai pengkhianat dan menuduh mereka sesat.
Kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Bahdadi itu juga menyerukan pembunuhan terhadap diplomat Iran, serta pengusaha, pejabat, hingga pemimpin militer Irak karena dianggap warga Syiah.
Rencana ISIS atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah itu bersumber dari manifesto yang ditulis Abdullah Ahmed al-Meshedani, anggota dari kabinet perang ISIS. Manifesto itu dirilis media Inggris, Sunday Times.
Dalam dokumen, yang telah diperiksa oleh petugas keamanan negara-negara Barat Mashedeni menulis, bahwa tujuan ISIS adalah merebut senjata nuklir Iran.
Dokumen yang diklaim aparat keamanan negara-negara Barat otentik itu, menyebut, ISIS menawarkan ladang minyak di Anbar, Irak kepada Kremlin (Rusia).” Jika Rusia bersedia menyerahkan rahasia program nuklir Iran,” bunyi dokumen itu yang dilansir semalam.
Manifesto itu juga berbunyi bahwa Moskow harus meninggalkan dukungan untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dokumen tersebut juga mencakup 70 rencana yang berbeda untuk meluncurkan kampanye baru terkait pembersihan etnis yang ditujukan untuk mengkonsolidasikan "Khilafah Islam," baru untuk menumpas etnis Syiah Iran dan menghancurkan otoritas Syiah di Irak.
Kelompok ISIS selama ini menganggap kaum Muslim Syiah sebagai pengkhianat dan menuduh mereka sesat.
Kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Bahdadi itu juga menyerukan pembunuhan terhadap diplomat Iran, serta pengusaha, pejabat, hingga pemimpin militer Irak karena dianggap warga Syiah.
(mas)