Cap Israel Teroris, 100 Liter Darah Palsu Ditumpahkan
A
A
A
BRUSSEL - Enam wanita aktivis LilithS di Belgia, berdemo dengan menumpahkan 100 liter darah palsu di Bandara Belgia. Dalam demo mendukung Palestina itu, mereka menyebut Israel teroris nyata.
Sebanyak 100 liter darah palsu mereka tumpahkan sebagai simbol pembantaian terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza oleh militer Israel. Mereka kompak mengenakan t-shirt dengan gambar bendera Palestina dan bertuliskan “Israel The Real Teroris” dan “Free Palestine”.
Mereka juga mengusung spanduk dengan tulisan ”How many tons of weapons for so many liters of blood?” atau “Berapa banyak ton senjata, berapa liter darah yang ditumpahkan selama bertahun-tahun?,”. Aksi itu diunggah di akun Facebook mereka kemarin (30/8/2014), seperti dikutip RT.
Para wanita aktivis LilithS mengatakan, bahwa pemerintah Belgia dan Uni Eropa menutup mata atas pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza. Selain para aktivis itu, 26 organisasi non-profit dan partai politik di Belgia juga menuntut transparansi dari pihak bandara soal pengangkutan senjata untuk Israel.
Bandara Schipol Amsterdam di Belanda pernah digunakan untuk mengangkut senjata Israel dari Amerika Serikat. Halaman Facebook LilithS, menulis bahwa pada 2005-2006, lebih dari 160 juta bahan peledak, 17 juta senjata dan satu juta cartridge, tabung gas air mata dan detonator dikirim ke Israel, melalui Ibukota Belanda.
Senjata-senjata itu digunakan dalam kampanye perang Israel terhadap Libanon pada tahun 2006, yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Chirstian Delcourt, juru bicara bandara Belgia membela diri. ”Tidak ada senjata yang melewati bandara ini. Ini adalah rumor tak berdasar yang Anda dengar setiap kali terjadi eskalasi dalam konflik Israel dan Palestina,” tulis situs dhnet.com, Belgia.
Sebanyak 100 liter darah palsu mereka tumpahkan sebagai simbol pembantaian terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza oleh militer Israel. Mereka kompak mengenakan t-shirt dengan gambar bendera Palestina dan bertuliskan “Israel The Real Teroris” dan “Free Palestine”.
Mereka juga mengusung spanduk dengan tulisan ”How many tons of weapons for so many liters of blood?” atau “Berapa banyak ton senjata, berapa liter darah yang ditumpahkan selama bertahun-tahun?,”. Aksi itu diunggah di akun Facebook mereka kemarin (30/8/2014), seperti dikutip RT.
Para wanita aktivis LilithS mengatakan, bahwa pemerintah Belgia dan Uni Eropa menutup mata atas pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza. Selain para aktivis itu, 26 organisasi non-profit dan partai politik di Belgia juga menuntut transparansi dari pihak bandara soal pengangkutan senjata untuk Israel.
Bandara Schipol Amsterdam di Belanda pernah digunakan untuk mengangkut senjata Israel dari Amerika Serikat. Halaman Facebook LilithS, menulis bahwa pada 2005-2006, lebih dari 160 juta bahan peledak, 17 juta senjata dan satu juta cartridge, tabung gas air mata dan detonator dikirim ke Israel, melalui Ibukota Belanda.
Senjata-senjata itu digunakan dalam kampanye perang Israel terhadap Libanon pada tahun 2006, yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Chirstian Delcourt, juru bicara bandara Belgia membela diri. ”Tidak ada senjata yang melewati bandara ini. Ini adalah rumor tak berdasar yang Anda dengar setiap kali terjadi eskalasi dalam konflik Israel dan Palestina,” tulis situs dhnet.com, Belgia.
(mas)