Obama Bersumpah Perangi ISIS dalam Jangka Panjang
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, bersumpah untuk memulai misi jangka panjang dalam perlawanan terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Obama mengklaim AS akan mengalahkan para militan kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu.
”Kami akan terus mengejar strategi jangka panjang untuk mengubah gelombang perlawanan terhadap ISIS dengan mendukung pemerintah Irak yang baru. Serta bekerja sama dengan mitra utama di wilayah ini,” kata Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin, yang dilansir kantor berita Reuters, Selasa (19/8/2014).
Obama juga menegaskan, bahwa pasukan Irak dan Kurdi yang dibantu serangan udara AS dengan bantuan AS telah merebut kembali bendungan terbesar Irak yang sebelumnya diduduki ISIS. Namun, Obama memperingatkan misi AS bukan misi perang seperti saat AS menginvasi Irak tahun 2003.
Obama yang mendukung penuh perdana menteri baru Irak, Haidar al-Abadi, juga mendesak para politisi Irak untuk meninggalkan praktik lama, yakni memperuncing konflk sektarian yang merugikan Irak.
Sumpah Obama untuk terus melawan ISIS nyaris bersamaan dengan munculnya video teror dari militan ISIS. Dalam video tersebut para militan ISIS mengancam akan menciptakan banjir darah di AS. (Baca: ISIS Ancam Amerika Banjir Darah)
Di video itu pula, militan ISIS di Irak menunjukkan foto warga AS yang dipenggal. “Kita akan tenggelamkan kalian semua dalam darah,” bunyi pernyataan militan ISIS dalam video itu.
Obama mengklaim AS akan mengalahkan para militan kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu.
”Kami akan terus mengejar strategi jangka panjang untuk mengubah gelombang perlawanan terhadap ISIS dengan mendukung pemerintah Irak yang baru. Serta bekerja sama dengan mitra utama di wilayah ini,” kata Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin, yang dilansir kantor berita Reuters, Selasa (19/8/2014).
Obama juga menegaskan, bahwa pasukan Irak dan Kurdi yang dibantu serangan udara AS dengan bantuan AS telah merebut kembali bendungan terbesar Irak yang sebelumnya diduduki ISIS. Namun, Obama memperingatkan misi AS bukan misi perang seperti saat AS menginvasi Irak tahun 2003.
Obama yang mendukung penuh perdana menteri baru Irak, Haidar al-Abadi, juga mendesak para politisi Irak untuk meninggalkan praktik lama, yakni memperuncing konflk sektarian yang merugikan Irak.
Sumpah Obama untuk terus melawan ISIS nyaris bersamaan dengan munculnya video teror dari militan ISIS. Dalam video tersebut para militan ISIS mengancam akan menciptakan banjir darah di AS. (Baca: ISIS Ancam Amerika Banjir Darah)
Di video itu pula, militan ISIS di Irak menunjukkan foto warga AS yang dipenggal. “Kita akan tenggelamkan kalian semua dalam darah,” bunyi pernyataan militan ISIS dalam video itu.
(mas)