Libya Semakin Mencekam
A
A
A
TRIPOLI - Kondisi kemanan di Libya semakin tidak kondusif paska kelompok milisi berhasil merebut bandara di Tripoli, kemarin. Dalam bentrokan yang terjadi kemarin, puluhan orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Melansir Al Arabiya, Minggu (3/8/2014), pemerintah setempat menyatakan, 22 orang jadi korban dalam bentrokan yang terjadi ketika pasukan milisi merebut bandara internasional Tripoli. Setidaknya 200 orang tewas dalam pertempuran antara milisi dan pasukan kemanan Libya dalam satu pekan terakhir.
“Kelompok bersenjata itu menargetkan warga sipil sebagai sasaran mereka. Dalam bentrokan yang terjadi di bandara, kemarin, 22 orang tewas, sedangkan 72 orang lainnya menderita luka-luka, mayoritas dari mereka adalah warga sipil,” ungkap pihak pemerintah sementara Libya.
Parlemen baru Libya dikabarkan segera melakukan pertemuan darurat tak lama setelah bandara di Tripoli diduduki oleh milis bersenjata. “152 anggota parlemen berkumpul di Tobrouk untuk membahas situasi terkini di Libya,” tulis parlemen Libya melalui laman Facebook resmi mereka.
Menurut warga setempat dan penduduk asing yang tinggal di Libya, perang saudara yang terjadi saat ini lebih parah dibanding yang terjadi para era penggulingan ditaktor Muammar Khaddafi tahun 2011. (Baca:Kerusuhan di Libya Lebih Parah Ketimbang Era Khaddafi)
”Kami telah melalui (perang) sebelumnya dengan Khaddafi, tapi sekarang jauh lebih buruk,” keluh Paraskevi Athineou, seorang wanita Yunani yang tinggal di Libya.
Sementara itu, milisi bersenjata juga dikabarkan telah berhasil menguasai beberapa pangkalan militer dan mengambil alih kota timur Benghazi, kota dimana pemberontakan terhadap Khadafi dimulai tahun 2011 lalu.
Melansir Al Arabiya, Minggu (3/8/2014), pemerintah setempat menyatakan, 22 orang jadi korban dalam bentrokan yang terjadi ketika pasukan milisi merebut bandara internasional Tripoli. Setidaknya 200 orang tewas dalam pertempuran antara milisi dan pasukan kemanan Libya dalam satu pekan terakhir.
“Kelompok bersenjata itu menargetkan warga sipil sebagai sasaran mereka. Dalam bentrokan yang terjadi di bandara, kemarin, 22 orang tewas, sedangkan 72 orang lainnya menderita luka-luka, mayoritas dari mereka adalah warga sipil,” ungkap pihak pemerintah sementara Libya.
Parlemen baru Libya dikabarkan segera melakukan pertemuan darurat tak lama setelah bandara di Tripoli diduduki oleh milis bersenjata. “152 anggota parlemen berkumpul di Tobrouk untuk membahas situasi terkini di Libya,” tulis parlemen Libya melalui laman Facebook resmi mereka.
Menurut warga setempat dan penduduk asing yang tinggal di Libya, perang saudara yang terjadi saat ini lebih parah dibanding yang terjadi para era penggulingan ditaktor Muammar Khaddafi tahun 2011. (Baca:Kerusuhan di Libya Lebih Parah Ketimbang Era Khaddafi)
”Kami telah melalui (perang) sebelumnya dengan Khaddafi, tapi sekarang jauh lebih buruk,” keluh Paraskevi Athineou, seorang wanita Yunani yang tinggal di Libya.
Sementara itu, milisi bersenjata juga dikabarkan telah berhasil menguasai beberapa pangkalan militer dan mengambil alih kota timur Benghazi, kota dimana pemberontakan terhadap Khadafi dimulai tahun 2011 lalu.
(esn)