PBB Khawatir Myanmar Akan Terpecah
A
A
A
YANGON - Utusan PBB untuk Hak Asasi manusia (HAM) di Myanmar, Yanghee Lee, mengkhwatirkan di masa depan negara itu akan mengalami perpecahan. Hal ini dikarenakan konflik antara Buddha dan Islam di negara tersebut semakin memanas setiap harinya.
Melansir Channel News Asia, Minggu (27/7/2014), Lee mengaku sangat sedih melihat situasi terkini dari kamp pengungsian di negara bagian Rakhine. Wilayah itu merupakan lokasi di mana bentrokan hebat antara dua kelompok agama terjadi dua tahun lalu.
Lee menegaskan kepada pemerintah Myanmar, saat ini pemerintah harus fokus untuk mendamaikan kedua belah pihak. Tragedi dua tahun lalu telah menyebabkan 140 ribu orang kehilangan rumah, mayoritas di antara mereka adalah kaum Muslim Rohingya.
"Sebagai prioritas utama, pemeritah Myanmar harus mencari cara untuk mengurangi ketegangan dan permusuhan di antara kedua belah pihak, dan mempromosikan rekonsiliasi antara kedua komunitas," ungkap Lee.
Dia juga memperingatkan akan bahaya penyebaran hasutan melalui media sosial dan internet yang akan membuat hubungan kedua kelompok agama menjadi semakin tidak harmonis.
"Dalam hal ini, saya prihatin dengan penyebaran kebencian dan hasutan untuk melakukan kekerasan, diskriminasi dan permusuhan di media dan di Internet, yang telah memicu kekerasan lebih lanjut," ucapnya.
Melansir Channel News Asia, Minggu (27/7/2014), Lee mengaku sangat sedih melihat situasi terkini dari kamp pengungsian di negara bagian Rakhine. Wilayah itu merupakan lokasi di mana bentrokan hebat antara dua kelompok agama terjadi dua tahun lalu.
Lee menegaskan kepada pemerintah Myanmar, saat ini pemerintah harus fokus untuk mendamaikan kedua belah pihak. Tragedi dua tahun lalu telah menyebabkan 140 ribu orang kehilangan rumah, mayoritas di antara mereka adalah kaum Muslim Rohingya.
"Sebagai prioritas utama, pemeritah Myanmar harus mencari cara untuk mengurangi ketegangan dan permusuhan di antara kedua belah pihak, dan mempromosikan rekonsiliasi antara kedua komunitas," ungkap Lee.
Dia juga memperingatkan akan bahaya penyebaran hasutan melalui media sosial dan internet yang akan membuat hubungan kedua kelompok agama menjadi semakin tidak harmonis.
"Dalam hal ini, saya prihatin dengan penyebaran kebencian dan hasutan untuk melakukan kekerasan, diskriminasi dan permusuhan di media dan di Internet, yang telah memicu kekerasan lebih lanjut," ucapnya.
(esn)