Drone Ababil Hamas, Buatan Iran Terinspirasi dari Quran
A
A
A
GAZA - Manuver Hamas terhadap Israel yang menggunakan pesawat nirawak atau drone untuk pertama kalinya dalam sejarah, menjadi perbincangan dunia. Meski drone yang dikendalikan Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas itu ditembak jatuh militer Israel, namun publik dunia penasaran dengan drone Hamas itu.
Drone Hamas telah ditembak jatuh oleh militer Israel menggunakan rudal Patriot. Rudal itu dipasok Amerika Serikat untuk Israel. (Baca: Pertama dalam Sejarah Drone dari Gaza Serang Israel)
Brigade al-Qassam mengaku mengerahkan beberapa drone ke wilayah Israel pada Senin lalu untuk menjalankan “misi khusus”. Kelompok yang menolak keras gencatan senjata dengan Israel itu mengatakan, pesawat nirawak yang mereka kerahkan ke wilayah Israel bernama “Ababil-1” atau biasa dikenal dengan kode A1B.
Salah satu pesawat nirawak “Ababil-1”, menurut al-Qassam, merupakan buatan Iran. Nama Ababil terinspirasi dari kisah yang tertulis Alquran surat al-Fil. Dalam kisah di Quran itu, disebutkan ada pasukan burung yang membawa batu pijar yang mengalahkan sekelompok pasukan yang menyerang Kota Mekkah. (Baca juga: Hamas Ternyata Kerahkan 3 Drone untuk Serang Israel)
Hamas juga mengkonfirmasi, ada tiga pesawat nirawak yang dikerakan ke wilayah Israel. Di antaranya ada yang menjalankan misi mata-mata (UAV), misi serangan dan misi militer lain. Namun, pemerintah Iran belum mengkonfirmasi terkait klaim pesawat nirawak Hamas merupakan buatan rezim Teheran.
Rintis Drone sejak 2012
Menurut GlobalSecurity.org, jenis drone yang digunakan Hamas memiliki karakteristik stabilitas yang baik dengan kecepatan tinggi dan mampu bermanuver. “Mereka juga tidak perlu landasan pacu untuk lepas landas,” demikian laoran media itu.
Sedangkan menurut sUAS News, untuk drone Ababil-3, mampu melesat dengan kecepatan 125 mil per jam, dengan ketinggian 5.000 meter. Pesawat nirawak Ababil sebenarnya juga pernah digunakan kelompok Hizbullah Libanon saat perang dengan Israel tahun 2006 silam.
Meski al-Qassam mengaku drone Ababil-1 mereka buatan Iran, namun kelompok Hamas sebenarnya sudah mulai membangun drone sejak 2012. Hal itu pun sudah diketahui militer Israel (IDF). Pada bulan November 2012, IDF mengumumkan di Twitter, bahwa mereka telah menghancurkan upaya Hamas untuk membangun armada drone.
Kemudian pada Oktober 2013, pasukan keamanan Palestina di Tepi Barat menangkap aktivis Hamas yang merencanakan untuk membangun drone dengan bahan peledak.
Kendati mulai menggunakan teknologi drone, kemampuan Hamas masih diragukan, terlebih untuk melawan kecanggihan alutsista Israel.”Hamas memiliki kemampuan menggunakan drone, tampaknya tidak mengesankan,” kata Robert Naiman, direktur kebijakan di Just Foreign Policy, Amerika Serikat, seperti dikutip NBC News, semalam (15/7/2014).
“Hamas memiliki pesawat tak berawak, dan mungkin terdengar baik untuk memiliki mainan baru tetapi itu tidak mengubah hal-hal mendasar?” lanjut dia, meremehkan kemampuan Hamas.
Paul Schulte, seorang peneliti senior di departemen studi perang di London Kings College, menilai operasi Hamas dengan drone tidak akan efektif. “Drone mungkin lebih besar dan lebih bermasalah untuk diselundupkan ke Gaza melalui terowongan daripada roket yang berukuran normal,” ujarnya.
Drone Hamas telah ditembak jatuh oleh militer Israel menggunakan rudal Patriot. Rudal itu dipasok Amerika Serikat untuk Israel. (Baca: Pertama dalam Sejarah Drone dari Gaza Serang Israel)
Brigade al-Qassam mengaku mengerahkan beberapa drone ke wilayah Israel pada Senin lalu untuk menjalankan “misi khusus”. Kelompok yang menolak keras gencatan senjata dengan Israel itu mengatakan, pesawat nirawak yang mereka kerahkan ke wilayah Israel bernama “Ababil-1” atau biasa dikenal dengan kode A1B.
Salah satu pesawat nirawak “Ababil-1”, menurut al-Qassam, merupakan buatan Iran. Nama Ababil terinspirasi dari kisah yang tertulis Alquran surat al-Fil. Dalam kisah di Quran itu, disebutkan ada pasukan burung yang membawa batu pijar yang mengalahkan sekelompok pasukan yang menyerang Kota Mekkah. (Baca juga: Hamas Ternyata Kerahkan 3 Drone untuk Serang Israel)
Hamas juga mengkonfirmasi, ada tiga pesawat nirawak yang dikerakan ke wilayah Israel. Di antaranya ada yang menjalankan misi mata-mata (UAV), misi serangan dan misi militer lain. Namun, pemerintah Iran belum mengkonfirmasi terkait klaim pesawat nirawak Hamas merupakan buatan rezim Teheran.
Rintis Drone sejak 2012
Menurut GlobalSecurity.org, jenis drone yang digunakan Hamas memiliki karakteristik stabilitas yang baik dengan kecepatan tinggi dan mampu bermanuver. “Mereka juga tidak perlu landasan pacu untuk lepas landas,” demikian laoran media itu.
Sedangkan menurut sUAS News, untuk drone Ababil-3, mampu melesat dengan kecepatan 125 mil per jam, dengan ketinggian 5.000 meter. Pesawat nirawak Ababil sebenarnya juga pernah digunakan kelompok Hizbullah Libanon saat perang dengan Israel tahun 2006 silam.
Meski al-Qassam mengaku drone Ababil-1 mereka buatan Iran, namun kelompok Hamas sebenarnya sudah mulai membangun drone sejak 2012. Hal itu pun sudah diketahui militer Israel (IDF). Pada bulan November 2012, IDF mengumumkan di Twitter, bahwa mereka telah menghancurkan upaya Hamas untuk membangun armada drone.
Kemudian pada Oktober 2013, pasukan keamanan Palestina di Tepi Barat menangkap aktivis Hamas yang merencanakan untuk membangun drone dengan bahan peledak.
Kendati mulai menggunakan teknologi drone, kemampuan Hamas masih diragukan, terlebih untuk melawan kecanggihan alutsista Israel.”Hamas memiliki kemampuan menggunakan drone, tampaknya tidak mengesankan,” kata Robert Naiman, direktur kebijakan di Just Foreign Policy, Amerika Serikat, seperti dikutip NBC News, semalam (15/7/2014).
“Hamas memiliki pesawat tak berawak, dan mungkin terdengar baik untuk memiliki mainan baru tetapi itu tidak mengubah hal-hal mendasar?” lanjut dia, meremehkan kemampuan Hamas.
Paul Schulte, seorang peneliti senior di departemen studi perang di London Kings College, menilai operasi Hamas dengan drone tidak akan efektif. “Drone mungkin lebih besar dan lebih bermasalah untuk diselundupkan ke Gaza melalui terowongan daripada roket yang berukuran normal,” ujarnya.
(mas)