AS Culik Hacker Rusia agar Ditukar dengan Snowden
A
A
A
MOSKOW - Penculikan pria Rusia, Roman Seleznyov, 30, oleh Amerika Serikat (AS) diyakini karena untuk ditukar dengan buronan intelijen AS, Edward Snowden, 30 yang saat ini bersembunyi di Rusia.
Roman Seleznyov, ditangkap di bandara internasional Maladewa, saat ia hendak naik pesawat ke Moskow. Dia dipaksa oleh agen-agen dinas rahasia AS untuk naik pesawat pribadi ke Guam. Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan tindakan AS itu merupakan penculikan.
Valery Selesnyov, anggota parlemen Rusia yang juga ayah dari Roman meyakini, anaknya diculik atas tuduhan palsu sebagai hacker yang membobol keuangan bank di AS. Dia percaya, anaknya diculik untuk ditukar dengan Snowden. (Baca: Hacker Moskow Diculik AS, Rusia Marah Besar)
Motif AS itu, katanya, mirip dengan kasus yang menimpa warga Rusia sebelumnya. ”Hal yang sama terjadi pada Viktor Bout dan Konstantin Yaroshenko, warga Rusia yang dipaksa untuk pergi ke AS dari negara ketiga dan dihukum atas tuduhan yang meragukan,” kata Valery Selesnyov, dalam wawancaranya dengan Russia Today, yang dilansir Rabu (9/7/2014).."
”Untuk semua itu, saya tahu bahwa mereka mungkin menuntut uang tebusan besok. Atau mencoba untuk menukar dia dengan bekas kontraktor NSA, (Edward) Snowden atau seseorang. lainnya Kita hanya bisa bertanya-tanya,” lanjut dia.
Kobarkan Permusuhan
Moskow menganggap penculikan warga Rusia itu sebagai langkah permusuhan baru yang dikobarkan Washington. Valery mengaku sudah tidak bisa menghubungi anaknya. ”Mereka (agen-agen AS) membawanya ke Guam karena hukum Amerika tidak sepenuhnya berlaku di sana (AS),” kata anggota parlemen Rusia itu.
Layanan Rahasia AS sebelumnya mengkonfirmasi bahwa Roman Seleznyov didakwa atas berbagai tuduhan, termasuk pencurian identitas, penipuan bank, dan mengakses komputer yang dilindungi secara ilegal.
Ia dituduh mencuri dan menjual data kartu kredit warga AS antara 2009 dan 2011. Jika tuduhan itu terbukti, dia terancam hukuman hingga 30 tahun penjara.
”Penangkapan penting ini mengirimkan pesan yang jelas. Ini kejahatan terorganisir. Departemen ini akan terus mengganggu dan membongkar organisasi kriminal yang canggih,” kata Jeh Johnson, Menteri Keamanan Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan.
Roman Seleznyov, ditangkap di bandara internasional Maladewa, saat ia hendak naik pesawat ke Moskow. Dia dipaksa oleh agen-agen dinas rahasia AS untuk naik pesawat pribadi ke Guam. Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan tindakan AS itu merupakan penculikan.
Valery Selesnyov, anggota parlemen Rusia yang juga ayah dari Roman meyakini, anaknya diculik atas tuduhan palsu sebagai hacker yang membobol keuangan bank di AS. Dia percaya, anaknya diculik untuk ditukar dengan Snowden. (Baca: Hacker Moskow Diculik AS, Rusia Marah Besar)
Motif AS itu, katanya, mirip dengan kasus yang menimpa warga Rusia sebelumnya. ”Hal yang sama terjadi pada Viktor Bout dan Konstantin Yaroshenko, warga Rusia yang dipaksa untuk pergi ke AS dari negara ketiga dan dihukum atas tuduhan yang meragukan,” kata Valery Selesnyov, dalam wawancaranya dengan Russia Today, yang dilansir Rabu (9/7/2014).."
”Untuk semua itu, saya tahu bahwa mereka mungkin menuntut uang tebusan besok. Atau mencoba untuk menukar dia dengan bekas kontraktor NSA, (Edward) Snowden atau seseorang. lainnya Kita hanya bisa bertanya-tanya,” lanjut dia.
Kobarkan Permusuhan
Moskow menganggap penculikan warga Rusia itu sebagai langkah permusuhan baru yang dikobarkan Washington. Valery mengaku sudah tidak bisa menghubungi anaknya. ”Mereka (agen-agen AS) membawanya ke Guam karena hukum Amerika tidak sepenuhnya berlaku di sana (AS),” kata anggota parlemen Rusia itu.
Layanan Rahasia AS sebelumnya mengkonfirmasi bahwa Roman Seleznyov didakwa atas berbagai tuduhan, termasuk pencurian identitas, penipuan bank, dan mengakses komputer yang dilindungi secara ilegal.
Ia dituduh mencuri dan menjual data kartu kredit warga AS antara 2009 dan 2011. Jika tuduhan itu terbukti, dia terancam hukuman hingga 30 tahun penjara.
”Penangkapan penting ini mengirimkan pesan yang jelas. Ini kejahatan terorganisir. Departemen ini akan terus mengganggu dan membongkar organisasi kriminal yang canggih,” kata Jeh Johnson, Menteri Keamanan Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan.
(mas)