Kelompok Bersenjata Serbu Rumah Menteri Kebudayaan Libya
A
A
A
TRIPOLI - Sekelompok orang bersenjata tak dikenal dikabarkan menyerbu rumah Menteri Kebudayaan Libya. Untungnya, saat penyerangan terjadi, sang menteri dan keluarnya sedang berada di luar kota.
“Habib al-Amin, Menteri Kebudayaan dan Masyarakat Sipil, beserta keluarganya tidak berada di rumah ketika serangan terjadi. Tetapi, orang-orang bersenjata secara acak menembaki rumah dan menghacurkan benda-beda di dalam rumah,” ungkap seorang pejabat kepolisian setempat.
Melansir Xinhua, Jumat (4/7/2014), pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan atas kasus penyerangan ini. Identitas dan latar belakang kelompok bersenjata itu pun belum diketahui hingga saat ini.
Al-Amin, pendukung garis keras anti-terorisme, mengatakan dalam sebuah konferensi pers, di bawah situasi keamanan saat ini di Libya, para pejabat pemerintah tidak bisa tidur nyenyak di malam hari.
"Pemerintah sedang bekerja dalam kondisi yang sulit, dan saya harus mengatakan hal ini, bahwa beberapa menteri tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, bahkan di dalam rumah mereka sendiri," ungkap al-Amin.
Libya telah menyaksikan eskalasi drastis kekerasan dan ekstremisme sejak jatuhnya mantan pemimpin mereka, Muammar Gaddafi. Para pejabat pemerintah sendiri memang kerap dijadikan sasaran teror para ekstrimisme.
“Habib al-Amin, Menteri Kebudayaan dan Masyarakat Sipil, beserta keluarganya tidak berada di rumah ketika serangan terjadi. Tetapi, orang-orang bersenjata secara acak menembaki rumah dan menghacurkan benda-beda di dalam rumah,” ungkap seorang pejabat kepolisian setempat.
Melansir Xinhua, Jumat (4/7/2014), pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan atas kasus penyerangan ini. Identitas dan latar belakang kelompok bersenjata itu pun belum diketahui hingga saat ini.
Al-Amin, pendukung garis keras anti-terorisme, mengatakan dalam sebuah konferensi pers, di bawah situasi keamanan saat ini di Libya, para pejabat pemerintah tidak bisa tidur nyenyak di malam hari.
"Pemerintah sedang bekerja dalam kondisi yang sulit, dan saya harus mengatakan hal ini, bahwa beberapa menteri tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, bahkan di dalam rumah mereka sendiri," ungkap al-Amin.
Libya telah menyaksikan eskalasi drastis kekerasan dan ekstremisme sejak jatuhnya mantan pemimpin mereka, Muammar Gaddafi. Para pejabat pemerintah sendiri memang kerap dijadikan sasaran teror para ekstrimisme.
(esn)