Jenderal Thailand Angkat Bicara soal Kudeta Militer
A
A
A
BANGKOK - Seorang jenderal senior Thailand angkat bicara soal kudeta militer yang terjadi pada bulan lalu. Jenderal itu membantah, jika kudeta telah direncanakan sebelumnya.
Bantahan itu muncul setelah pemimpin oposisi mengklaim jika militer telah membahas soal penggulingan pemerintah Thailand selama bertahun-tahun.
Jenderal senior bernama Letnan Jenderal Chatchalerm Chalermsukh, mengatakan, kudeta itu tidak pernah direncanakan. Bahkan militer memperlakukan para tokoh yang ditahan diperlakukan dengan baik. Para tokoh, baik dari kubu pemerintah maupun oposisi sempat ditahan sejak kudeta militer terjadi.
Tidak hanya itu, Jenderal Chatchalerm juga menyampaikan komentar kontroversial. Yakni, mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra dan keluarganya masih bisa kembali ke panggung politik Thailand.
Militer merebut kekuasaan pada tanggal 22 Mei 2014. Alasan kudeta itu adalah untuk mengembalikan stabilitas di Thailand setelah berbulan-bulan negara itu mengalami krisis politik yang berujung pada kerusuhan.
Militer Thailand telah berjanji mengembalikan Thailand ke sistem demokrasi, tapi setelah dilakukan reformasi dan perubahan sistem politik.
”Sejauh yang saya tahu, tidak ada perencanaan kudeta,” kata Jenderal Chatchalerm kepada BBC yang dilansir Kamis (26/6/2014). "Kalau direncanakan, itu tidak akan sah. Jika Anda bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi begitu lancar, itu karena pasukan sudah dikerahkan di kota (Bangkok)," lanjut dia.
"Jadi ketika kita menyatakan darurat militer, sudah ada militer dan pasukann gabungan polisi yang di tempatkan di daerah,” imbuh jenderal yang menjabat Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan anggota dari Dewan Nasional untuk Ketentraman dan Ketertiban Thailand.
Bantahan itu muncul setelah pemimpin oposisi mengklaim jika militer telah membahas soal penggulingan pemerintah Thailand selama bertahun-tahun.
Jenderal senior bernama Letnan Jenderal Chatchalerm Chalermsukh, mengatakan, kudeta itu tidak pernah direncanakan. Bahkan militer memperlakukan para tokoh yang ditahan diperlakukan dengan baik. Para tokoh, baik dari kubu pemerintah maupun oposisi sempat ditahan sejak kudeta militer terjadi.
Tidak hanya itu, Jenderal Chatchalerm juga menyampaikan komentar kontroversial. Yakni, mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra dan keluarganya masih bisa kembali ke panggung politik Thailand.
Militer merebut kekuasaan pada tanggal 22 Mei 2014. Alasan kudeta itu adalah untuk mengembalikan stabilitas di Thailand setelah berbulan-bulan negara itu mengalami krisis politik yang berujung pada kerusuhan.
Militer Thailand telah berjanji mengembalikan Thailand ke sistem demokrasi, tapi setelah dilakukan reformasi dan perubahan sistem politik.
”Sejauh yang saya tahu, tidak ada perencanaan kudeta,” kata Jenderal Chatchalerm kepada BBC yang dilansir Kamis (26/6/2014). "Kalau direncanakan, itu tidak akan sah. Jika Anda bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi begitu lancar, itu karena pasukan sudah dikerahkan di kota (Bangkok)," lanjut dia.
"Jadi ketika kita menyatakan darurat militer, sudah ada militer dan pasukann gabungan polisi yang di tempatkan di daerah,” imbuh jenderal yang menjabat Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan anggota dari Dewan Nasional untuk Ketentraman dan Ketertiban Thailand.
(mas)