Tank-tank Rusia Masuk Ukraina, AS Kian Kesal
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat(AS) semakin kesal dan bersiap menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, setelah tank dan senjata Rusia menyebar ke Ukraina.
Sanksi terbaru AS itu akan dijatuhkan untuk memaksa Rusia mengambil langkah-langkah nyata untuk meredam ketegangan di Ukraina.
Tank dan senjata-senjata Rusia itu digunakan para separatis lokal pro-Rusia di Ukraina timur yang terlibat perang dengan pasukan Ukraina.
Seorang pejabat seniorAS mengatakan, pihak Washington dan dan Uni Eropa telah mengintensifkan pembicaraantentang penjatuhan sanksi yang menghantam sektor keuangan, pertahanan dan industri teknologi Rusia.
Departemen Luar NegeriASmenolak untukmemberikan rincian lebih lanjut tentang sanksi yang ingin dijatuhkan kepada Rusia. Departemen itu terang-terangan menuduh Rusia mempersenjatai separatis di Ukraina timur, termasuk tank-tank tempur.
Pemberontakanseparatis meletusdi Ukrainatimurpada awal April 2014, setelah Presiden ViktorYanukovych yang pro-Rusia digulingkan. Tak lama kemudian, wilayah Crimea memilih lepas dari Ukraina dan dianeksasi Rusia.
”Kita perlu melihat Rusia mengamankan perbatasannya, menghentikan aliran militandansenjata keUkraina. Juga menyerukan agar separatis meletakkan senjata. Rusia juga harus menekan separatis agar membebaskan para sandera OSCE,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, seperti dikutip Reuters, Kamis (26/6/2014).
OSCE adalah pemantau dari dariOrganisasi untukKeamanan dan Kerjasama diEropa, yang selama ini memantau krisis Ukraina. Pekan lalu,OSCEmengatakan bahwa mereka ingin menjalin hubungan dengan kedua kubu, baik dari kubu pemerintah Ukraina yang berbasis di Kiev maupun dengan kubu separatis pro-Rusia.
”Tindakan (nyata) Rusia adalah yang paling kita cari,” kata Harf.”Kami memilikisanksi tambahan yangsiap untuk dijatuhkan,” imbuh dia.
Pihak Rusia belum merespons sikap terbaru AS dalam krisis Ukraina itu. Namun, Rusia sebelumnya sudah mencabut resolusi militer yang diapresiasi sejumlah negara di Eropa.
Sanksi terbaru AS itu akan dijatuhkan untuk memaksa Rusia mengambil langkah-langkah nyata untuk meredam ketegangan di Ukraina.
Tank dan senjata-senjata Rusia itu digunakan para separatis lokal pro-Rusia di Ukraina timur yang terlibat perang dengan pasukan Ukraina.
Seorang pejabat seniorAS mengatakan, pihak Washington dan dan Uni Eropa telah mengintensifkan pembicaraantentang penjatuhan sanksi yang menghantam sektor keuangan, pertahanan dan industri teknologi Rusia.
Departemen Luar NegeriASmenolak untukmemberikan rincian lebih lanjut tentang sanksi yang ingin dijatuhkan kepada Rusia. Departemen itu terang-terangan menuduh Rusia mempersenjatai separatis di Ukraina timur, termasuk tank-tank tempur.
Pemberontakanseparatis meletusdi Ukrainatimurpada awal April 2014, setelah Presiden ViktorYanukovych yang pro-Rusia digulingkan. Tak lama kemudian, wilayah Crimea memilih lepas dari Ukraina dan dianeksasi Rusia.
”Kita perlu melihat Rusia mengamankan perbatasannya, menghentikan aliran militandansenjata keUkraina. Juga menyerukan agar separatis meletakkan senjata. Rusia juga harus menekan separatis agar membebaskan para sandera OSCE,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, seperti dikutip Reuters, Kamis (26/6/2014).
OSCE adalah pemantau dari dariOrganisasi untukKeamanan dan Kerjasama diEropa, yang selama ini memantau krisis Ukraina. Pekan lalu,OSCEmengatakan bahwa mereka ingin menjalin hubungan dengan kedua kubu, baik dari kubu pemerintah Ukraina yang berbasis di Kiev maupun dengan kubu separatis pro-Rusia.
”Tindakan (nyata) Rusia adalah yang paling kita cari,” kata Harf.”Kami memilikisanksi tambahan yangsiap untuk dijatuhkan,” imbuh dia.
Pihak Rusia belum merespons sikap terbaru AS dalam krisis Ukraina itu. Namun, Rusia sebelumnya sudah mencabut resolusi militer yang diapresiasi sejumlah negara di Eropa.
(mas)