150 Warga Australia Terlibat Perang di Suriah dan Irak
A
A
A
SYDNEY - Kementerian Luar Negeri Australia pada Kamis (19/6/2014), menyatakan, setidaknya 150 warga negara mereka telah bergabung dengan beberapa kelompok militan dan turut berperang di Suriah dan Irak.
Melansir Al Arabiya, data yang dikeluarkan oleh kementerian tersebut membuat kekhawatiran terhadap merebaknya terorisme di negara mereka, bila para pejuang kembali ke Australia dari medan pertempuran.
"Perkiraan terbaik kami adalah, ada sekitar 150 warga Australia yang telah atau masih berjuang dengan kelompok-kelompok oposisi di Suriah dan di luar Suriah," ungkap Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop.
Bishop sendiri menyatakan, dirinya sudah membatalkan sejumlah paspor atas saran dari badan-badan keamanan dalam upaya untuk mengurangi ancaman terhadap keamanan Australia. Namun, dirinya tidak memberikan rincian mengenai pembatalan paspor tersebut, apakah untuk meninggalkan Australia atau memasuki Australia.
Duta Besar Irak untuk Australia, Mouayed Saleh, dengan tegas meminta kepada pemerintah Australia untuk mencabut kewarganegaraan mereka yang terlibat dengan kelompok-kelompok militan, terutama ISIS dan ISIL yang saat ini beraksi di Irak.
Bishop sendiri merasa prihatin dengan mulai banyaknya warga Australia yang turut berjuang bersama dengan para militan, baik itu yang berada di Suriah ataupun yang berada di Irak.
"Kami prihatin bahwa warga Australia bekerja dengan mereka (militan). Mereka menjadi radikal, belajar menjadi teroris dan jika mereka kembali ke Australia, tentu saja itu merupakan ancaman bagi keamanan negara dan kami melakukan apa yang kami bisa untuk mengidentifikasi mereka," ucap Bishop.
Melansir Al Arabiya, data yang dikeluarkan oleh kementerian tersebut membuat kekhawatiran terhadap merebaknya terorisme di negara mereka, bila para pejuang kembali ke Australia dari medan pertempuran.
"Perkiraan terbaik kami adalah, ada sekitar 150 warga Australia yang telah atau masih berjuang dengan kelompok-kelompok oposisi di Suriah dan di luar Suriah," ungkap Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop.
Bishop sendiri menyatakan, dirinya sudah membatalkan sejumlah paspor atas saran dari badan-badan keamanan dalam upaya untuk mengurangi ancaman terhadap keamanan Australia. Namun, dirinya tidak memberikan rincian mengenai pembatalan paspor tersebut, apakah untuk meninggalkan Australia atau memasuki Australia.
Duta Besar Irak untuk Australia, Mouayed Saleh, dengan tegas meminta kepada pemerintah Australia untuk mencabut kewarganegaraan mereka yang terlibat dengan kelompok-kelompok militan, terutama ISIS dan ISIL yang saat ini beraksi di Irak.
Bishop sendiri merasa prihatin dengan mulai banyaknya warga Australia yang turut berjuang bersama dengan para militan, baik itu yang berada di Suriah ataupun yang berada di Irak.
"Kami prihatin bahwa warga Australia bekerja dengan mereka (militan). Mereka menjadi radikal, belajar menjadi teroris dan jika mereka kembali ke Australia, tentu saja itu merupakan ancaman bagi keamanan negara dan kami melakukan apa yang kami bisa untuk mengidentifikasi mereka," ucap Bishop.
(esn)