Bahagiakan Warganya, Militer Thailand Gratiskan Tiket Bioskop
Minggu, 15 Juni 2014 - 18:54 WIB
Bahagiakan Warganya, Militer Thailand Gratiskan Tiket Bioskop
A
A
A
BANGKOK - Militer Thailand melakukan segala cara untuk menarik hati warga Thailand, terutama warga yang menolak aksi mereka yang mengkudeta pemerintahan semenjak bulan lalu.
Melansir Voice of Russia, Minggu (15/6/2014), militer Thailand dilaporkan menggratiskan tiket bioskop untuk hari ini, yang membuat warga Thailand menyerbu setidaknya 40 bioskop yang ada di kota Bangkok.
Pihak berwenang militer memberikan tiket gratis untuk menyalakan perasaan patriotik warga Thailand.
Warga pun berebut tiket gratis sebuah film yang menceritakan kerajaan Thailand pada abad pertengahan.
Film ini menggambarkan Raja Naresuan Agung, penguasa Siam (Thailand), dan pasukannya untuk mengakhiri dominasi penjajah dari negara tetangga Burma selama pemerintahannya di era 1590 hingga 1605.
"Ada begitu banyak masalah dalam masyarakat. Saya pikir film ini akan membantu kita merasa patriotik dan bersatu," ungkap Ngamjai Munkatanyu (51), yang turut membawa anak dan keponakannya untuk menonton film tersebut.
Menurut beberapa pengamat, cara ini bisa menjadi solusi jangka pendek militer Thailand untuk membuat rakyatnya lupa tentang situasi di negara mereka. Namun, untuk jangka panjang cara seperti ini sepertinya akan sulit untuk diterapkan.
"Dalam jangka panjang, hal ini dipertanyakan. Orang-orang akan berpikir tentang hak-hak mereka sendiri dan alasan dari rezim militer. Orang-orang akan ingin tahu siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya," ungkap Kan Yuengyong, direktur Siam Intelligence Unit think-tank.
Melansir Voice of Russia, Minggu (15/6/2014), militer Thailand dilaporkan menggratiskan tiket bioskop untuk hari ini, yang membuat warga Thailand menyerbu setidaknya 40 bioskop yang ada di kota Bangkok.
Pihak berwenang militer memberikan tiket gratis untuk menyalakan perasaan patriotik warga Thailand.
Warga pun berebut tiket gratis sebuah film yang menceritakan kerajaan Thailand pada abad pertengahan.
Film ini menggambarkan Raja Naresuan Agung, penguasa Siam (Thailand), dan pasukannya untuk mengakhiri dominasi penjajah dari negara tetangga Burma selama pemerintahannya di era 1590 hingga 1605.
"Ada begitu banyak masalah dalam masyarakat. Saya pikir film ini akan membantu kita merasa patriotik dan bersatu," ungkap Ngamjai Munkatanyu (51), yang turut membawa anak dan keponakannya untuk menonton film tersebut.
Menurut beberapa pengamat, cara ini bisa menjadi solusi jangka pendek militer Thailand untuk membuat rakyatnya lupa tentang situasi di negara mereka. Namun, untuk jangka panjang cara seperti ini sepertinya akan sulit untuk diterapkan.
"Dalam jangka panjang, hal ini dipertanyakan. Orang-orang akan berpikir tentang hak-hak mereka sendiri dan alasan dari rezim militer. Orang-orang akan ingin tahu siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya," ungkap Kan Yuengyong, direktur Siam Intelligence Unit think-tank.
(esn)
