Separatis Pro-Rusia Lumpuhkan Bandara Donetsk
A
A
A
DONESTSK – Kelompok separatis bersenjata pro-Rusia mendudukki bandara Donetsk di Ukraina timur pada Senin (26/5/2014). Aksi melumpuhkan operasional bandara itu terjadi, sehari setelah mereka mencegah rakyat di Ukraina timur memberikan hak suaranya dalam pemilihan presiden Ukraina.
Awal bulan ini, kelompok separatis pro-Rusia telah memproklamirkan kemerdekaan Donetsk, setelah referendum digelar. Kelompok itu menyebut dua daerah di Ukraina timur bukan lagi bagian dari pemerintah Kiev, Ukraina.
Kepala humas Bandara Donetsk, Dmitry Kosinov, mengatakan puluhan orang dari perwakilan kelompok bersenjata “Republik Rakyat Donetsk” telah mendatangi bandara sejak dini hari. Mereka menuntut pasukan Ukraina dan aparat polisi meninggalkan bandara itu.
“Di wilayah bandara ada orang bersenjata. Ini cukup jadi alasan untuk menghentikan pekerjaan kami, karena alasan keamanan,” kata Kosinov dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters. Namun, tidak ada tindakan kekerasan dalam pendudukan bandara itu.
Reuters di lokasi kejadian melaporkan, bahwa tiga truk militer tiba di bandara dengan membawa puluhan orang dari kelompok separatis bersenjata.
Sementara itu, seorang juru bicara dari kelompok separatis pro-Rusia mengatakan, mereka megambil alih bandara tersebut, setelah pada Jumat pekan lalu terjadi bentrokan antara kelompok itu dengan milisi pro-Ukraina yang menewaskan dua orang.
Pemilihan presiden Ukraina sendiri telah dimenangkan seorang miliarder yang dijuluki “Raja Cokelat”, Petro Poroshenko. Dia meraih 50 persen suara. Miliarder itu bersumpah untuk memperbaiki ekonomi negaranya yang kacau sejak krisis Ukraina pecah. Selain itu, dia juga berjanji untuk meredam pemberontakan di Ukraina timur dan mendekatkan negaranya kepada negara-negara Barat.
Awal bulan ini, kelompok separatis pro-Rusia telah memproklamirkan kemerdekaan Donetsk, setelah referendum digelar. Kelompok itu menyebut dua daerah di Ukraina timur bukan lagi bagian dari pemerintah Kiev, Ukraina.
Kepala humas Bandara Donetsk, Dmitry Kosinov, mengatakan puluhan orang dari perwakilan kelompok bersenjata “Republik Rakyat Donetsk” telah mendatangi bandara sejak dini hari. Mereka menuntut pasukan Ukraina dan aparat polisi meninggalkan bandara itu.
“Di wilayah bandara ada orang bersenjata. Ini cukup jadi alasan untuk menghentikan pekerjaan kami, karena alasan keamanan,” kata Kosinov dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters. Namun, tidak ada tindakan kekerasan dalam pendudukan bandara itu.
Reuters di lokasi kejadian melaporkan, bahwa tiga truk militer tiba di bandara dengan membawa puluhan orang dari kelompok separatis bersenjata.
Sementara itu, seorang juru bicara dari kelompok separatis pro-Rusia mengatakan, mereka megambil alih bandara tersebut, setelah pada Jumat pekan lalu terjadi bentrokan antara kelompok itu dengan milisi pro-Ukraina yang menewaskan dua orang.
Pemilihan presiden Ukraina sendiri telah dimenangkan seorang miliarder yang dijuluki “Raja Cokelat”, Petro Poroshenko. Dia meraih 50 persen suara. Miliarder itu bersumpah untuk memperbaiki ekonomi negaranya yang kacau sejak krisis Ukraina pecah. Selain itu, dia juga berjanji untuk meredam pemberontakan di Ukraina timur dan mendekatkan negaranya kepada negara-negara Barat.
(mas)