Bantah Kudeta, Thailand Berlakukan Darurat Militer

Selasa, 20 Mei 2014 - 09:17 WIB
Bantah Kudeta, Thailand...
Bantah Kudeta, Thailand Berlakukan Darurat Militer
A A A
BANGKOK-Thailand secara resmi memberlakukan status darurat militer pada Selasa (20/5/2014). Namun, militer Thailand membantah tegas tindakan itu sebagai kudeta militer.

Pemberlakuan status darurat milter terjadi, setelah kekacauan politik di negara itu berlarut-larut. Di mana, setelah Yingluck Shinawatra dicopot dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Thailand oleh Mahkamah Konstitusi, kubu oposisi menghendaki penggulingan rezim tersisa dari Yingluck.

Kepala Angkatan Darat Thailand, Jenderal Prayuth Chan – ocha, mengatakan militer mengambil alih keamanan publik, karena protes kekerasan telah menelan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan. Setidaknya sudah 30 orang tewas sejak aksi protes dimulai pada bulan November tahun lalu.

“Kami prihatin kekerasan, ini bisa merugikan keamanan negara secara umum. Kemudian, dalam rangka untuk memulihkan hukum dan ketertiban untuk negara, kami telah menyatakan darurat militer,” kata Prayuth, seperti dikutip Reuters.

”Saya meminta semua kelompok-kelompok aktivis untuk menghentikan semua kegiatan dan bekerja sama dengan kami dalam mencari jalan keluar dari krisis ini,” seru Jenderal Prayuth.

Saling Bunuh

Saat ini, Perdana Menteri Thailand sementara dipegang Niwatthamrong Boonsongphaisan, seorang taipan telekomunikasi yang merupakan orang dekat keluarga Shinawatra. Perdana menteri sementara akan tetap bertahan sampai pemilu digelar beberapa bulan lagi.

Militer Thailand selama ini dikenal pro-demonstran anti-keluarga Shinawatra. Di mana, ketika Thaksin Shinawatra—kakak Yingluck—menjadi Perdana Menteri Thailand dikudeta tahun 2010. Namun, militer Thailand berkali-kali menepis akan melakukan kudeta terhadap rezim Yingluck.

”Kami mengumumkan keadaan darurat, itu bukan kudeta. Karena situasi itu tidak stabil, mereka saling membunuh setiap hari,” kata seorang jenderal Thailand yang menolak untuk diidentifikasi, kepada Reuters. “Kita perlu kerjasama dari mereka untuk mengumumkan kepada orang-orang agar tidak panik, ini bukan kudeta,” kata jenderal itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0684 seconds (0.1#10.140)