Perancis jual kapal perang ke Rusia, AS kesal
A
A
A
Sindonews.com - Para pejabat Amerika Serikat (AS) menyuarakan kekesalannya atas tindakan Perancis yang menjual kapal perangnya kepada Rusia. Sebab, AS dan Uni Eropa sedang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia karena melakukan intervensi atas krisis di Ukraina timur.
”Kami telah secara teratur dan konsisten menyatakan keprihatinan kami tentang penjualan (kapal perang) ini bahkan sebelum kami menjatuhkan tindakan (sanksi) baru kepada Rusia,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Eropa, Victoria Nuland, kepada anggota parlemen AS.
Kekesalan itu dia sampaikan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius ke Washington pekan depan. Seperti dikutip lama The Local, semalam (9/5/2014), setidaknya satu dari dua kapan perang Mistral akan dikirim ke Rusia pada akhir tahun ini. Nilai penjualan dalam sebuah kontrak itu mencapai USD1,2 miliar.
Kapal perang Mistral merupakan jenis kapal serbu canggih. Pada tahun 2011 Perancis sepakat untuk menjualnya kepada Rusia. Perancis juga komitmen tidak akan melanggar kontrak itu Tindakan Perancis itu menuai protes dari AS dan sekutu-sekutu NATO.
Kapal perang Mistral Perancis yang dijual ke Rusia ada dua jenis. Yang pertama, bernama Vladivostok, yang dijadwalkan akan sampai ke Rusia pada Oktober 2014. Sedangkan yang kedua, bernama Sebastopol yang akan dikirimkan pada tahun 2015. Kapal-kapal perang itu akan ditempatkan bersama Armada Laut Hitam Rudia di Crimea, wilayah yang semula bagian dari Ukraina namun dianeksasi Mosko pada Maret 2014 lalu.
Parlemen AS mendesak Perancis untuk menghentikan penjualan kapal perang kepada Rusia. Tindakan Perancis itu memicu tanda Tanya bagi negara-negara sekutu NATO yang sudah jelas mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Namun para pejabat Perancis bereaksi dengan takjub , menyangkal bahwa para pejabat AS kesal dengan penjualan kapal perang itu. ”Amerika Serikat, Eropa , tidak pernah secara pribadi menyuarakan keprihatinan apapun tentang hal ini,” kata seorang pejabat pemerintah Perancis kepada AFP yang meminta untuk tidak diidentifikasi.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Perancis, Jean - Yves Le Drian, mengaku ada desakan untuk menangguhkan penjualan dua kapal perang kepada Rusia. Namun, dia belum memutuskan langkah apapun terkait desakan itu.
”Kami telah secara teratur dan konsisten menyatakan keprihatinan kami tentang penjualan (kapal perang) ini bahkan sebelum kami menjatuhkan tindakan (sanksi) baru kepada Rusia,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Eropa, Victoria Nuland, kepada anggota parlemen AS.
Kekesalan itu dia sampaikan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius ke Washington pekan depan. Seperti dikutip lama The Local, semalam (9/5/2014), setidaknya satu dari dua kapan perang Mistral akan dikirim ke Rusia pada akhir tahun ini. Nilai penjualan dalam sebuah kontrak itu mencapai USD1,2 miliar.
Kapal perang Mistral merupakan jenis kapal serbu canggih. Pada tahun 2011 Perancis sepakat untuk menjualnya kepada Rusia. Perancis juga komitmen tidak akan melanggar kontrak itu Tindakan Perancis itu menuai protes dari AS dan sekutu-sekutu NATO.
Kapal perang Mistral Perancis yang dijual ke Rusia ada dua jenis. Yang pertama, bernama Vladivostok, yang dijadwalkan akan sampai ke Rusia pada Oktober 2014. Sedangkan yang kedua, bernama Sebastopol yang akan dikirimkan pada tahun 2015. Kapal-kapal perang itu akan ditempatkan bersama Armada Laut Hitam Rudia di Crimea, wilayah yang semula bagian dari Ukraina namun dianeksasi Mosko pada Maret 2014 lalu.
Parlemen AS mendesak Perancis untuk menghentikan penjualan kapal perang kepada Rusia. Tindakan Perancis itu memicu tanda Tanya bagi negara-negara sekutu NATO yang sudah jelas mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Namun para pejabat Perancis bereaksi dengan takjub , menyangkal bahwa para pejabat AS kesal dengan penjualan kapal perang itu. ”Amerika Serikat, Eropa , tidak pernah secara pribadi menyuarakan keprihatinan apapun tentang hal ini,” kata seorang pejabat pemerintah Perancis kepada AFP yang meminta untuk tidak diidentifikasi.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Perancis, Jean - Yves Le Drian, mengaku ada desakan untuk menangguhkan penjualan dua kapal perang kepada Rusia. Namun, dia belum memutuskan langkah apapun terkait desakan itu.
(mas)