Korban tewas jadi 150 orang, pihak feri Korsel sujud minta maaf
A
A
A
Sindonews.com – Tragedi tenggelamnya kapal feri Sewol di Korea Selatan (Korsel) genap seminggu pada Rabu (23/4/2014). Korban tewas hingga kini telah mencapai 150 orang, dan 152 lainnya masih hilang.
Pihak Chonghaejin yang mengoperasikan kapal feri Sewol menulis permintaan maaf melalui website-nya. “Kami berdoa bagi para korban Sewol yang kehilangan nyawa mereka yang berharga karena kecelakaan itu,” katanya seperti dilansir CNN. ”Kami bersujud minta maaf kepada keluarga korban.”
Suasana duka dan emosi masih menyelimuti para keluarga korban, ketika sejumlah jenazah mulai ditemukan. Pihak SMA Danwon yang 352 siswa dan belasan guru menjadi penumpang kapal Sewol menggelar acara berkabung di stadion olaharga.
Mereka menulis pesan khusus di spanduk raksasa.”Kami berdoa bagi jiwa-jiwa yang pergi.” Sedangkan sebagian keluarga korban masih menunggu di pelabuhan Jindo, di mana sejumlah jenazah korban telah dievakuasi dengan kondisi fisik mulai sulit dikenali.
Pejabat forensik sengaja tidak mengambil pakaian atau pun identitas yang ada pada korban dengan tujuan agar keluarganya bisa mengindentifikasi. ”Saya di sini untuk membantu Anda mengenali orang-orang yang meninggal,” kata salah seorang pejabat forensik kepada anggota keluarga korban.
”Kami telah membersihkan tubuh (korban) , tetapi tidak mengambil pakaian dan kaus kaki mereka sehingga Anda dapat mengenali mereka lebih mudah,” lanjut petugas itu. (Baca juga: Sinyal bahaya kapal Korsel dikirim bocah misterius)
Pihak Chonghaejin yang mengoperasikan kapal feri Sewol menulis permintaan maaf melalui website-nya. “Kami berdoa bagi para korban Sewol yang kehilangan nyawa mereka yang berharga karena kecelakaan itu,” katanya seperti dilansir CNN. ”Kami bersujud minta maaf kepada keluarga korban.”
Suasana duka dan emosi masih menyelimuti para keluarga korban, ketika sejumlah jenazah mulai ditemukan. Pihak SMA Danwon yang 352 siswa dan belasan guru menjadi penumpang kapal Sewol menggelar acara berkabung di stadion olaharga.
Mereka menulis pesan khusus di spanduk raksasa.”Kami berdoa bagi jiwa-jiwa yang pergi.” Sedangkan sebagian keluarga korban masih menunggu di pelabuhan Jindo, di mana sejumlah jenazah korban telah dievakuasi dengan kondisi fisik mulai sulit dikenali.
Pejabat forensik sengaja tidak mengambil pakaian atau pun identitas yang ada pada korban dengan tujuan agar keluarganya bisa mengindentifikasi. ”Saya di sini untuk membantu Anda mengenali orang-orang yang meninggal,” kata salah seorang pejabat forensik kepada anggota keluarga korban.
”Kami telah membersihkan tubuh (korban) , tetapi tidak mengambil pakaian dan kaus kaki mereka sehingga Anda dapat mengenali mereka lebih mudah,” lanjut petugas itu. (Baca juga: Sinyal bahaya kapal Korsel dikirim bocah misterius)
(mas)