Operasi militer di Ukraina mencekam, korban berjatuhan

Rabu, 16 April 2014 - 13:07 WIB
Operasi militer di Ukraina...
Operasi militer di Ukraina mencekam, korban berjatuhan
A A A
Sindonews.com – Operasi militer besar-besaran untuk menindak demonstran anti-pemerintah di wilayah Ukraina timur membuat kawasan itu mecekam. Hingga kini (16/4/2014), 11 orang dilaporkan terbunuh, ketika pasukan tempur Ukraina merebut paksa Bandara Kramatorsk yang diduduki demonstran.

Seorang jenderal Ukraina, Gennady Krutov, yang bertindak sebagai komandan operasi anti-teroris, mengatakan, baku tembak sudah berlangsung. (Baca: Ukraina diambang perang saudara)

”Kami memiliki informasi bahwa ada penembakan yang terjadi di sini. Saya datang ke sini untuk menjelaskan bahwa saya di sini untuk melindungi Anda. Saya selamatkan Anda sebagai warga negara kita,” kata Krutov kepada sejumlah warga Ukraina timur.

Ukraina mengklaim itu sebagai operasi anti-teroris untuk melawan kelompok separatis pro-Rusia. Tembakan keras mulai terdengar di Bandara Kramatorsk, setelah presiden interim Ukraina, Oleksandr Turchynov resmi mengumumkan operasi militer untuk merebut kendali sejumlah kota di wilayah Ukraina timur.

Pejabat Ukraina belum mengkonfirmasi identitas 11 orang yang tewas dalam operasi militer tersebut. Media setempat melaporkan, satu pesawat tempur Ukraina ditembak jatuh hari ini dekat Kota Kramatorsk, Donetsk Oblast.

Baku tembak pecah

Pesawat jet tempur Su-27 milik Angkatan Udara Ukraina terus terbang di langit Ukraina timur, yang membuat situasi di wilayah yang didominasi warga etnis Rusia tersebut mencekam. Pesawat jet tempur itu terbang di atas Kota Slovyansk, sekitar 100 km dari perbatasan Rusia dengan Ukraina timur.

Baku tembak juga terjadi antara kelompok demonstran bersenjata dengan pasukan tempur Ukraina. Perwakilan HAM Kementerian Luar Negeri Rusia, Konstantin Dolgov, seperti dikutip kantor berita RIA, mengaku cemas dengan situasi itu.

”Kita merasakan keprihatinan yang mendalam. Untuk semua kejadian atau peristiwa yang mulai berkembang di bawah skenario terburuk,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon telah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, melalui telepon hari ini. Ki-moon juga menyatakan kecemasannya atas apa yang terjadi di Ukraina timur.

“Sekretaris Jenderal PBB menggarisbawahi bahwa setiap krisis yang mendalam akan merugikan semua pihak, maka setiap orang sedianya bertindak untuk merdekan ketegangan,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Sekjen PBB.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1014 seconds (0.1#10.140)