Polisi Thailand tangkap 100 demonstran musuh Yingluck
A
A
A
Sindonews.com – Sekitar 100 demonstran pro-oposisi Thailand yang bertekad menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, ditangkap aparat kepolisian setempat, pada Selasa (18/2/2014).
Penangkapan para demonstran musuh Yingluck itu terjadi, ketika para polisi mengambil alih gedung-gedung pemerintah yang diduduki demonstran.
Ini adalah kali pertama polisi Thailand menangkap para demonstran musuh Yingluck dalam jumlah besar. Kepala Dewan Keamanan Nasional, Paradorn Pattanatabut, kepada AFP, mengatakan, sekitar 100 demonstran di tangkap di sebuah kompleks kantor Kementerian Energi.
Menurutnya, para demonstran ditangkap karena melanggar status darurat yang telah ditetapkan pemerintah.” Tidak ada perlawanan,” katanya. "Mereka kewalahan oleh pasukan kepolisian.”
Para polisi anti-huru hara dengan tongkat, perisai dan helm, juga dikerahkan di dekat markas pemerintah, setelah pengunjuk rasa kembali ke wilayah itu, menyusul adanya informasi tentang operasi polisi pada Jumat pekan lalu.
Dalam penangkapan itu, antara polisi dan demonstran bersitegang di barikade kawat berduri, ketika demonstran diminta hengkang dari kantor Yingluck dalam tempo satu jam. ”Pemerintah tidak bisa bekerja di sini lagi,” kata juru bicara gerakan anti - pemerintah, Akanat Promphan. ”Penangkapan tidak mempengaruhi kita. Kehendak rakyat masih kuat. Pemerintah terjebak. Tidak memiliki jalan ke depan.”
Penangkapan para demonstran musuh Yingluck itu terjadi, ketika para polisi mengambil alih gedung-gedung pemerintah yang diduduki demonstran.
Ini adalah kali pertama polisi Thailand menangkap para demonstran musuh Yingluck dalam jumlah besar. Kepala Dewan Keamanan Nasional, Paradorn Pattanatabut, kepada AFP, mengatakan, sekitar 100 demonstran di tangkap di sebuah kompleks kantor Kementerian Energi.
Menurutnya, para demonstran ditangkap karena melanggar status darurat yang telah ditetapkan pemerintah.” Tidak ada perlawanan,” katanya. "Mereka kewalahan oleh pasukan kepolisian.”
Para polisi anti-huru hara dengan tongkat, perisai dan helm, juga dikerahkan di dekat markas pemerintah, setelah pengunjuk rasa kembali ke wilayah itu, menyusul adanya informasi tentang operasi polisi pada Jumat pekan lalu.
Dalam penangkapan itu, antara polisi dan demonstran bersitegang di barikade kawat berduri, ketika demonstran diminta hengkang dari kantor Yingluck dalam tempo satu jam. ”Pemerintah tidak bisa bekerja di sini lagi,” kata juru bicara gerakan anti - pemerintah, Akanat Promphan. ”Penangkapan tidak mempengaruhi kita. Kehendak rakyat masih kuat. Pemerintah terjebak. Tidak memiliki jalan ke depan.”
(mas)