Korut setuju reuni, meski keberatan latihan perang Korsel
A
A
A
Sindonews.com - Pembicaraan langka tingkat tinggi antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) berakhir pada Jumat (14/2/2014).
Dalam perundingan langka itu, Korut setuju menggelar reuni rakyat korban Perang Korea, meski keberatan dengan latihan perang gabungan antara militer Korsel dan Amerika Serikat (AS).
Kedua Korea juga sepakat untuk berhenti saling menghina. Kesepakatan itu dibacakan oleh Ketua Delegasi Perundingan dari Korsel Kim Kyou-hyun kepada wartawan, seperti dikutip kantor berita KCNA.
Dalam kesepakatan tersebut, Korut juga menyarankan agar latihan perang gabungan Korsel dan AS ditunda sampai reuni rakyat yang terpisah di dua Korea itu rampung. Namun, Korsel menolak saran itu. Alasannya, isu kemanusiaan dan isu militer tidak harus dikait-kaitkan.
”Kesepakatan itu dicapai hari ini setelah Korut menerima tawaran kami, bahwa acara reuni keluarga penting sebagai langkah pertama untuk membangun kepercayaan,” kata Kim. Perundingan langka ini sebagai lanjutan dari perundingan sebelumnya pada Rabu lalu yang belum tercapai kesepakatan.
Penolakan tegas Korsel untuk mengubah jadwal latihan perang itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, John Kerry berkunjung ke Seoul.
Dalam konferensi pers, di Seoul , Kerry mendesak Pyongyang untuk bertindak dengan “kesopanan”. ”Tidak mencoba untuk menggunakan satu (masalah) sebagai alasan untuk mengkondisikan hal lain,” katanya.
Dalam perundingan langka itu, Korut setuju menggelar reuni rakyat korban Perang Korea, meski keberatan dengan latihan perang gabungan antara militer Korsel dan Amerika Serikat (AS).
Kedua Korea juga sepakat untuk berhenti saling menghina. Kesepakatan itu dibacakan oleh Ketua Delegasi Perundingan dari Korsel Kim Kyou-hyun kepada wartawan, seperti dikutip kantor berita KCNA.
Dalam kesepakatan tersebut, Korut juga menyarankan agar latihan perang gabungan Korsel dan AS ditunda sampai reuni rakyat yang terpisah di dua Korea itu rampung. Namun, Korsel menolak saran itu. Alasannya, isu kemanusiaan dan isu militer tidak harus dikait-kaitkan.
”Kesepakatan itu dicapai hari ini setelah Korut menerima tawaran kami, bahwa acara reuni keluarga penting sebagai langkah pertama untuk membangun kepercayaan,” kata Kim. Perundingan langka ini sebagai lanjutan dari perundingan sebelumnya pada Rabu lalu yang belum tercapai kesepakatan.
Penolakan tegas Korsel untuk mengubah jadwal latihan perang itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, John Kerry berkunjung ke Seoul.
Dalam konferensi pers, di Seoul , Kerry mendesak Pyongyang untuk bertindak dengan “kesopanan”. ”Tidak mencoba untuk menggunakan satu (masalah) sebagai alasan untuk mengkondisikan hal lain,” katanya.
(mas)