Singapura hadapi ancaman kabut asap Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Singapura menghadapi ancaman kabut asap awal dan berkepanjangan dari Indonesia. Demikian pernyataan Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Vivian Balakrishnan, sebagai peringatan tentang dampak kebakaran hutan di Sumatra, Indonesia.
“Kembali. Kabut asap meningkat secara dramatis di Sumatera, dengan 458 (titik) terlihat hari ini. Ini dapat memburuk. Hujan diharapkan turun, tetapi tidak cukup untuk memadamkan kebakaran,” kata Balakrishnan, melalui akun Facebook-nya, semalam.
”Kami akan mencoba untuk mendorong mereka (Indonesia) untuk mengambil tindakan. Tetapi kita semua tahu kesejahteraan tetangga dekat, bukan prioritas mereka. Politik regional keras,” imbuh dia.
Pernyataan Menteri Singapura itu muncul bersamaan dengan peringatan Asia Resources Pacific International Limited (APRIL), yang memiliki perkebunan luas di Provinsi Riau, Sumatra. APRIL telah memperingatkan adanya ancaman kabut asap berkepanjangan pada musim ini.
APRIL, yang diketahui merupakan perusahaan perusahaan pulp dan pembuat kertas terbesar kedua di Asia, melaporkan ada 55titik kebakaran di dekat perkebunan dalam lima minggu pertama tahun ini.
“Kembali. Kabut asap meningkat secara dramatis di Sumatera, dengan 458 (titik) terlihat hari ini. Ini dapat memburuk. Hujan diharapkan turun, tetapi tidak cukup untuk memadamkan kebakaran,” kata Balakrishnan, melalui akun Facebook-nya, semalam.
”Kami akan mencoba untuk mendorong mereka (Indonesia) untuk mengambil tindakan. Tetapi kita semua tahu kesejahteraan tetangga dekat, bukan prioritas mereka. Politik regional keras,” imbuh dia.
Pernyataan Menteri Singapura itu muncul bersamaan dengan peringatan Asia Resources Pacific International Limited (APRIL), yang memiliki perkebunan luas di Provinsi Riau, Sumatra. APRIL telah memperingatkan adanya ancaman kabut asap berkepanjangan pada musim ini.
APRIL, yang diketahui merupakan perusahaan perusahaan pulp dan pembuat kertas terbesar kedua di Asia, melaporkan ada 55titik kebakaran di dekat perkebunan dalam lima minggu pertama tahun ini.
(mas)