Korsel desak Korut percepat reuni keluarga
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (29/1/2014), mendesak Korea Utara (Korut) untuk mempercepat upaya guna terlaksananya reuni keluarga yang terpisah sejak perang Korea di era 1950.
"Kami menyatakan penyesalan, bahwa Korut telah menunjukkan posisi yang pasti dan pasif soal reuni keluarga terpisah, meski telah menerima usulan kami," ujar juru bicara dari Kementerian Unifikasi Korsel, seperti dikutip dari Reuters.
Pada awal pekan ini, Korsel telah mengusulkan waktu dan lokasi bagi reuni keluarga yang terakhir kali dilaksanakan tiga tahun lalu. Korsel mengusulkan agar acara itu dilangsungkan di Gunung Kumgang pada 17-21 Februari.
Usulan ini dilontarkan Korsel jelang latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS). Sementara Korut sendiri menginginkan latihan perang gabungan ini dibatalkan. Namun, Korsel menyatakan, latihan perang gabungan dan reuni keluarga adalah masalah yang terpisah.
"Latihan perang dan keluarga reuni adalah masalah yang sama sekali berbeda. Dan, kami menekankan, bahwa Korut tidak perlu berusaha untuk menghubungkan dua masalah ini," tandas Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok.
"Kami menyatakan penyesalan, bahwa Korut telah menunjukkan posisi yang pasti dan pasif soal reuni keluarga terpisah, meski telah menerima usulan kami," ujar juru bicara dari Kementerian Unifikasi Korsel, seperti dikutip dari Reuters.
Pada awal pekan ini, Korsel telah mengusulkan waktu dan lokasi bagi reuni keluarga yang terakhir kali dilaksanakan tiga tahun lalu. Korsel mengusulkan agar acara itu dilangsungkan di Gunung Kumgang pada 17-21 Februari.
Usulan ini dilontarkan Korsel jelang latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS). Sementara Korut sendiri menginginkan latihan perang gabungan ini dibatalkan. Namun, Korsel menyatakan, latihan perang gabungan dan reuni keluarga adalah masalah yang terpisah.
"Latihan perang dan keluarga reuni adalah masalah yang sama sekali berbeda. Dan, kami menekankan, bahwa Korut tidak perlu berusaha untuk menghubungkan dua masalah ini," tandas Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok.
(esn)