Diultimatum lengser dalam 24 jam, PM Thailand menangis
A
A
A
Sindonews.com – Demonstran Thailand tidak puas dengan pembubaran parlemen atau DPR dan tawaran pemilu oleh Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra. Mereka mengultimatum Yingluck agar mengundurkan diri dalam tempo 24 jam.
Pada larut malam tadi, demonstran berkumpul di sekitar Government House untuk mendengarkan pidato dari pemimpin demonstran, Suthep Thaugsuban. Suthep, dalam pidatonya mengultimatum Yingluck untuk mundur dalam waktu 24 jam.
”Suthep telah meminta perdana menteri dan pemerintah untuk mengundurkan diri dari tugas mereka,” kata Akanat Promphan, juru bicara kelompok demonstran anti-pemerintah, seperti dikutip Reuters, Selasa (10/12/2013).
”Kami ingin pemerintah untuk minggir dan vakum dalam rangka menciptakan Dewan Rakyat,” lanjut Akanat. Para demonstran akan berkemah di dekat kantor perdana menteri untuk tiga hari. Sedangkan para anggota parlemen sudah mengundurkan diri secara massa sejak Minggu lalu.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, menangis dalam pidato merespons tuntutan demonstran. Yingluck akan melanjutkan tugasnya sebagai caretaker perdana menteri sampai pemilu yang diharapkan digelar 2 Februari 2013.
”Sekarang pemerintah telah membubarkan parlemen. Saya minta Anda berhenti memprotes, dan bahwa semua pihak bekerja menuju pemilu,” kata Yingluck. ”Saya telah mundur ke titik, di mana saya tidak tahu bagaimana kembali turun lebih jauh,” kata Yingluck lagi dengan berlinang air mata.
Kemarin, Yingluck resmi membubarkan DPR dan memerintahkan digelarnya pemilu untuk memenuhi tuntutan demonstran. ”Pada tahap ini, ketika ada banyak orang yang menentang pemerintah dari berbagai kelompok, cara terbaik adalah untuk memberikan kembali kekuatan untuk rakyat Thailand dan mengadakan pemilu,” kata Yingluck. ”Jadi orang Thailand yang akan memutuskan,” lanjut Yingluck.
Pada larut malam tadi, demonstran berkumpul di sekitar Government House untuk mendengarkan pidato dari pemimpin demonstran, Suthep Thaugsuban. Suthep, dalam pidatonya mengultimatum Yingluck untuk mundur dalam waktu 24 jam.
”Suthep telah meminta perdana menteri dan pemerintah untuk mengundurkan diri dari tugas mereka,” kata Akanat Promphan, juru bicara kelompok demonstran anti-pemerintah, seperti dikutip Reuters, Selasa (10/12/2013).
”Kami ingin pemerintah untuk minggir dan vakum dalam rangka menciptakan Dewan Rakyat,” lanjut Akanat. Para demonstran akan berkemah di dekat kantor perdana menteri untuk tiga hari. Sedangkan para anggota parlemen sudah mengundurkan diri secara massa sejak Minggu lalu.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, menangis dalam pidato merespons tuntutan demonstran. Yingluck akan melanjutkan tugasnya sebagai caretaker perdana menteri sampai pemilu yang diharapkan digelar 2 Februari 2013.
”Sekarang pemerintah telah membubarkan parlemen. Saya minta Anda berhenti memprotes, dan bahwa semua pihak bekerja menuju pemilu,” kata Yingluck. ”Saya telah mundur ke titik, di mana saya tidak tahu bagaimana kembali turun lebih jauh,” kata Yingluck lagi dengan berlinang air mata.
Kemarin, Yingluck resmi membubarkan DPR dan memerintahkan digelarnya pemilu untuk memenuhi tuntutan demonstran. ”Pada tahap ini, ketika ada banyak orang yang menentang pemerintah dari berbagai kelompok, cara terbaik adalah untuk memberikan kembali kekuatan untuk rakyat Thailand dan mengadakan pemilu,” kata Yingluck. ”Jadi orang Thailand yang akan memutuskan,” lanjut Yingluck.
(mas)