SBY tinjau ulang kerjasama bilateral dengan Australia
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bereaksi keras atas dugaan penyadapan mata-mata Australia terhadap dirinya. Menurutnya kerjasama bilateral dengan Australia akan ditinjau ulang.
Pernyataan Presiden Yudhoyono itu disampaikan via akun Twitter-nya, @SBYudhoyono beberapa jam lalu. “Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu,” tulis SBY.
Kata Yudhoyono, Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natelegawa sudah dia perintahkan untuk memanggl pulang Duta Besar Indonesia yang berada di Australia. ”Hari ini, saya instruksikan Menlu Marty Natalegawa utk memanggil ke Jakarta Dubes RI utk Australia. Ini langkah diplomasi yg tegas,” lanjut tweet SBY.
Sebelumnya, Menlu Marty dalam jumpa pers kemarin, sudah menginstruksikan kepada Dubes Indonesia di Australia Nadjib Riphat Kesoema untuk pulang ke Jakarta. Dubes Nadjib juga nantinya juga akan diminta menjelaskan, apa yang sebenarnya dilakukan pihak Australia terhadap Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, dari bocoran dokumen whistleblower NSA, Edward Snowden, mata-mata Australia diduga menguping catatan telepon genggam SBY dan istrinya, Herawati Kristiani (Ani Yudhoyono). Selain itu, Wapres Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla dan sejumlah menteri senior juga jadi target penyadapan mata-mata Australia.
”Ini adalah tindakan yang tidak bersahabat sebagai mitra strategis Indonesia,” ucap Menteri Marty, dalam jumpa pers di ruang Nusantara, kantor Kemlu RI, kemarin sore.
Marty mengatakan, insiden penyadapan tersebut sangat mencederai dan melabrak Pemerintah Indonesia. ”Terlepas dalam hubungan antar bangsa, bukankah setiap kita memiliki hak privasi dan kita tidak menginginkan pembicaraan pribadi kita disadap oleh siapapun," lanjut dia.
Pernyataan Presiden Yudhoyono itu disampaikan via akun Twitter-nya, @SBYudhoyono beberapa jam lalu. “Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu,” tulis SBY.
Kata Yudhoyono, Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty M. Natelegawa sudah dia perintahkan untuk memanggl pulang Duta Besar Indonesia yang berada di Australia. ”Hari ini, saya instruksikan Menlu Marty Natalegawa utk memanggil ke Jakarta Dubes RI utk Australia. Ini langkah diplomasi yg tegas,” lanjut tweet SBY.
Sebelumnya, Menlu Marty dalam jumpa pers kemarin, sudah menginstruksikan kepada Dubes Indonesia di Australia Nadjib Riphat Kesoema untuk pulang ke Jakarta. Dubes Nadjib juga nantinya juga akan diminta menjelaskan, apa yang sebenarnya dilakukan pihak Australia terhadap Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, dari bocoran dokumen whistleblower NSA, Edward Snowden, mata-mata Australia diduga menguping catatan telepon genggam SBY dan istrinya, Herawati Kristiani (Ani Yudhoyono). Selain itu, Wapres Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla dan sejumlah menteri senior juga jadi target penyadapan mata-mata Australia.
”Ini adalah tindakan yang tidak bersahabat sebagai mitra strategis Indonesia,” ucap Menteri Marty, dalam jumpa pers di ruang Nusantara, kantor Kemlu RI, kemarin sore.
Marty mengatakan, insiden penyadapan tersebut sangat mencederai dan melabrak Pemerintah Indonesia. ”Terlepas dalam hubungan antar bangsa, bukankah setiap kita memiliki hak privasi dan kita tidak menginginkan pembicaraan pribadi kita disadap oleh siapapun," lanjut dia.
(mas)