Sekitar 600 orang Arab Saudi berjuang di Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Faris Bin Hizam, seorang pakar gerakan Islam Arab Saudi mengatakan, sekitar 600 warga Arab Saudi telah bergabung dengan kelompok al-Qaeda untuk bertempur melawan tentara rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pengakuan tersebut disampaikan dalam program mingguan "Death making" yang ditayangkan, Al Arabiya, stasiun berita Arab pada Jumat (16/11/2013) kemarin.
"Banyak orang Arab Saudi berjuang dan bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak (ISIL) dan front al-Nusra. Tapi, jumlah pejuang Arab Saudi hanya sebagian kecil dibanding jumlah pejuang lain yang ikut bertepur di Suriah," tutur Hizam.
Hizam mengungkapkan, tidak seperti di Irak dan Afghanistan, di sana keberadaan kekuatan al-Qaeda cukup kuat, peningkatan kesadaran warga Arab Saudi untuk hadir di Suriah terkait lemahnya keberadaan kekuatan mereka disana dan para pejuang di Suriah tidak hanya membutuhkan dana bantuan. Hizam mencatat bahwa keputusan Arab Saudi untuk melakukan pengetatan keamanan dapat membendung keberadaan al-Qaeda, sesuatu yang gagal dilakukan oleh pemerintah Libya dan Tunisia.
"Tidak ada warga Arab Saudi di antara 10 komandan al-Qaeda di Suriah. Warga Arab Saudi bergabung dengan kelompok teroris untuk ambil bagian dalam aksi bom bunuh diri dan operasi sipil," ungkap Hizam.
"Al-Qaeda sendiri cenderung memperkuat keanggotaan mereka dari warga Arab Saudi di Suriah, Pakistan, Yaman dan Iraq untuk menarik lebih banyak relawan dan bantuan keuangan dari para donor," terang Hizam.
Seolah menguatkan ungkapan Hizam, program mingguan "Death making" juga menayangkan foto Saleh al - Qarawi, orang paling dicari dalam daftar 85 teroris yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Saudi pada tahun 2009 lalu. Dalam foto tersebut, Qarawi tampaknya telah kehilangan mata, tangan kanan dan kakinya.
Menurut Hizam, Qarawi menderita cedera berkelanjutan bulan lalu. Dia kemudian menyerah dan sekarang berada di Arab Saudi untuk menjalani pengobatan. Qarawi menjabat sebagai pemimpin senior dan operasional untuk Brigade Abdullah Azzam (AAB) , sebuah organisasi militan Lebanon dan juga beroperasi di Iran dan Afghanistan.
"Banyak orang Arab Saudi berjuang dan bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak (ISIL) dan front al-Nusra. Tapi, jumlah pejuang Arab Saudi hanya sebagian kecil dibanding jumlah pejuang lain yang ikut bertepur di Suriah," tutur Hizam.
Hizam mengungkapkan, tidak seperti di Irak dan Afghanistan, di sana keberadaan kekuatan al-Qaeda cukup kuat, peningkatan kesadaran warga Arab Saudi untuk hadir di Suriah terkait lemahnya keberadaan kekuatan mereka disana dan para pejuang di Suriah tidak hanya membutuhkan dana bantuan. Hizam mencatat bahwa keputusan Arab Saudi untuk melakukan pengetatan keamanan dapat membendung keberadaan al-Qaeda, sesuatu yang gagal dilakukan oleh pemerintah Libya dan Tunisia.
"Tidak ada warga Arab Saudi di antara 10 komandan al-Qaeda di Suriah. Warga Arab Saudi bergabung dengan kelompok teroris untuk ambil bagian dalam aksi bom bunuh diri dan operasi sipil," ungkap Hizam.
"Al-Qaeda sendiri cenderung memperkuat keanggotaan mereka dari warga Arab Saudi di Suriah, Pakistan, Yaman dan Iraq untuk menarik lebih banyak relawan dan bantuan keuangan dari para donor," terang Hizam.
Seolah menguatkan ungkapan Hizam, program mingguan "Death making" juga menayangkan foto Saleh al - Qarawi, orang paling dicari dalam daftar 85 teroris yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Saudi pada tahun 2009 lalu. Dalam foto tersebut, Qarawi tampaknya telah kehilangan mata, tangan kanan dan kakinya.
Menurut Hizam, Qarawi menderita cedera berkelanjutan bulan lalu. Dia kemudian menyerah dan sekarang berada di Arab Saudi untuk menjalani pengobatan. Qarawi menjabat sebagai pemimpin senior dan operasional untuk Brigade Abdullah Azzam (AAB) , sebuah organisasi militan Lebanon dan juga beroperasi di Iran dan Afghanistan.
(esn)