Jalin kerjasama militer, Rusia jual jet tempur pada Mesir
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Rusia menawarkan untuk menjual mesin jet tempur, helikoper, dan sistem pertahanan udara modern yang dikabarkan bernilai USD 2 miliar kepada Pemerintah Mesir. Penawaran tersebut menjadi sebuah pertanda bahwa keduanya akan kembali menjalin kerjasama militer.
Penawaran kontrak penjualan sejumlah armada pertahanan tersebut terjadi saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, bersama dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengunjungi Mesir pada Kamis (14/11/2013) lalu. Di satu sisi, Mesir baru saja menerima penahanan bantuan militer dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Oktober lalu, karena kondisi keamanan yang terus memburuk pasca penggulingan mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi.
Shoigu telah mengkonfirmasi, bahwa dalam kunjungan tersebut mereka membahas kolaborasi militer dengan panglima militer Mesir, Abdel Fattah, namun dia enggan menjelaskan lebih lanjut tentang kolaborasi tersebut.
"Kami telah sepakat untuk melangkah, menciptakan dasar hukum bagi kesepakatan kami (pada kolaborasi kami) ungkap Shoigu seperti dilansir RIA Novosti.
Kabar penawaran kontrak penjualan sejumlah armada pertahanan dari Rusia terhadap Mesir ditegaskan oleh Mikhail Zavaly, seorang pejabat senior Rusia dari badan ekspor senjata Rosoboronexport yang akan memimpin delagasi untuk pertujukan udara Rusia di Dubai. "Rusia berminat menjual perangkat keras ke Mesir," ungkap Zavaly kepada AFP.
"Saat ini kami sedang menawarkan helikopter modern, peralatan pertahanan udara dan modernisasi peralatan militer kepada Pemerintah Mesir," ungkap Zavaly kepada RIA Novosti. "Kami sedang menangani itu dengan mitra kami," imbuhnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Penawaran kontrak penjualan sejumlah armada pertahanan tersebut terjadi saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, bersama dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengunjungi Mesir pada Kamis (14/11/2013) lalu. Di satu sisi, Mesir baru saja menerima penahanan bantuan militer dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Oktober lalu, karena kondisi keamanan yang terus memburuk pasca penggulingan mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi.
Shoigu telah mengkonfirmasi, bahwa dalam kunjungan tersebut mereka membahas kolaborasi militer dengan panglima militer Mesir, Abdel Fattah, namun dia enggan menjelaskan lebih lanjut tentang kolaborasi tersebut.
"Kami telah sepakat untuk melangkah, menciptakan dasar hukum bagi kesepakatan kami (pada kolaborasi kami) ungkap Shoigu seperti dilansir RIA Novosti.
Kabar penawaran kontrak penjualan sejumlah armada pertahanan dari Rusia terhadap Mesir ditegaskan oleh Mikhail Zavaly, seorang pejabat senior Rusia dari badan ekspor senjata Rosoboronexport yang akan memimpin delagasi untuk pertujukan udara Rusia di Dubai. "Rusia berminat menjual perangkat keras ke Mesir," ungkap Zavaly kepada AFP.
"Saat ini kami sedang menawarkan helikopter modern, peralatan pertahanan udara dan modernisasi peralatan militer kepada Pemerintah Mesir," ungkap Zavaly kepada RIA Novosti. "Kami sedang menangani itu dengan mitra kami," imbuhnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
(esn)