Albania tak mau jadi lokasi penghancuran senjata kimia Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Rencana Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menghancurkan senjata kimia Suriah kembali menghadapi sandungan. Kemarin, untuk kedua kalinya pemerintah AS menerima penolakan dari negara yang telah diminta untuk menjadi tuan rumah lokasi penghancuran senjata kimia Suriah yang jumlahnya mencapai ribuan ton, Jumat (15/11/2013).
"Tidak mungkin bagi Albania untuk terlibat dalam operasi ini, hanya dalam waktu dua bulan," ungkap Perdana Menteri Albania, Edi Rama dalam sebuah pidato yang disiarkan kepada warga Albania.
"Kami tidak memiliki kapasitas yang diperlukan untuk terlibat dalam operasi tersebut," lanjut Rama.
Pengumuman tersebut datang setelah ratusan orang warga Albania, termasuk mahasiswa yang sengaja meliburkan diri, terus menerus menggelar unjuk rasa di luar gedung Pemerintah Albania. Mereka meminta Pemerintah Albania menolak permintaan AS menjadi tuan rumah penghancuran 1.300 senjata kimia, seperti sarin, mustard dan segala bentuk senjata kimia lainnya. Banyak pengunjuk rasa menulis kata "No" di wajah mereka, sebagai bentuk penolakan.
"Tidak akan ada negara yang bersedia menjadi tuan rumah untuk menghancurkan senjata kimia dalam keputusan sore ini," ungkap sebuah sumber di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) usai menggelar pertemuan untuk mengadopsi kerangka final penghancuran senjata kimia Suriah pada pertangahan 2014 mendatang di Belanda.
"Tapi, mereka (AS) memiliki alternatif," imbuh sumber tersebut. Penolakan Albania merupakan sebuah penolakan yang belum pernah dilakukan oleh anggota NATO sebelumnya, selama berdiri pakta pertahanan dan keamanan ini dikenal menjaga tradisi kesetiaan dalam kelompok.
"Tidak mungkin bagi Albania untuk terlibat dalam operasi ini, hanya dalam waktu dua bulan," ungkap Perdana Menteri Albania, Edi Rama dalam sebuah pidato yang disiarkan kepada warga Albania.
"Kami tidak memiliki kapasitas yang diperlukan untuk terlibat dalam operasi tersebut," lanjut Rama.
Pengumuman tersebut datang setelah ratusan orang warga Albania, termasuk mahasiswa yang sengaja meliburkan diri, terus menerus menggelar unjuk rasa di luar gedung Pemerintah Albania. Mereka meminta Pemerintah Albania menolak permintaan AS menjadi tuan rumah penghancuran 1.300 senjata kimia, seperti sarin, mustard dan segala bentuk senjata kimia lainnya. Banyak pengunjuk rasa menulis kata "No" di wajah mereka, sebagai bentuk penolakan.
"Tidak akan ada negara yang bersedia menjadi tuan rumah untuk menghancurkan senjata kimia dalam keputusan sore ini," ungkap sebuah sumber di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) usai menggelar pertemuan untuk mengadopsi kerangka final penghancuran senjata kimia Suriah pada pertangahan 2014 mendatang di Belanda.
"Tapi, mereka (AS) memiliki alternatif," imbuh sumber tersebut. Penolakan Albania merupakan sebuah penolakan yang belum pernah dilakukan oleh anggota NATO sebelumnya, selama berdiri pakta pertahanan dan keamanan ini dikenal menjaga tradisi kesetiaan dalam kelompok.
(esn)